TEMPO.CO, Jakarta - Hari Belanja Nasional (Harbolnas) 2015 mencatatkan transaksi sebesar Rp 2,1 triliun. "Penjualan online selama tiga hari pada 10-12 Desember 2015 itu secara keseluruhan mencapai 1,8 kali dibanding hari biasa," kata Rusdi Sumantri, Associate Director Nielsen Indonesia di Jakarta, Kamis 17 Desember 2015.
Jumlah tersebut, menurut Rusdi, diperoleh dari survei terhadap beberapa konsumen berdasarkan transaksi yang dilakukannya, serta data dari beberapa e-Commerce yang ikut serta di gelaran ini.
Rusdi menyatakan, dari 700 pengguna internet yang disurvei, sekitar 76 persen sudah menyadari tentang Harbolnas seminggu sebelum acara ini dimulai. "Tingginya pengetahuan masyarakat ini menunjukkan bahwa sosialisasi yang dilakukan sudah berhasil."
Dari keseluruhan transaksi itu, lanjut Rusdi, penjualan produk fashion seperti baju dan tas mencatat persentase yang cukup besar, yakni 65 persen. Sementara itu, transaksi di kategori gadget mencapai 44 persen, dengan penjualan paling banyak didominasi oleh aksesori telepon seluler baru, kemudian disusul oleh penjualan telepon seluler itu sendiri.
Tingginya antusiasme masyarakat berbelanja selama Harbolnas ternyata tidak hanya menguntungkan pelaku e-commerce. Sebab, bank hingga jasa pengiriman kebanjiran orderan.
Ketua Panitia Harbolnas Indra Yonathan mengatakan selama Harbolnas, e-commerce ada yang mengalami peningkatan order tujuh sampai sepuluh kali lipat. "Saya dapat data dari JNE, pengiriman barang naik 100 persen, biasanya 46 ribu (pengiriman), saat Harbolnas 92 ribu," ujarnya.
Selain jasa pengiriman seperti JNE, transaksi bank juga mengalami peningkatan. Indra menyebut salah satu bank yang berpatner di Harbolnas, bisa mengalami lonjakan transaksi hingga enam kali lipat. "Bank Mandiri growth transaksinya 162 sampai 601 persen," kata dia.
PINGIT ARIA