TEMPO.CO, Jakarta - Senior Vice President PT Freeport Indonesia Wahyu Sunyoto mengatakan kunci sukses dalam pembangunan tambang bawah tanah adalah investasi untuk pengeboran bawah tanah. "Kepastian investasi penting didapat karena tambang butuh waktu sepuluh tahun untuk mempersiapkan," kata Wahyu di Jakarta, Kamis, 17 Desember 2015.
Menurut Wahyu, untuk eksplorasi tahun lalu saja, Freeport mengeluarkan dana US$ 17 juta. Untuk tahun depan, dana yang digelontorkan diperkirakan mencapai US$ 10-15 juta.
Penghasil mineral paling besar, menurut Wahyu, masih berasal dari open pit Grassberg. Open pit Grassberg mampu memproduksi 70 persen. Adapun DOZ Block Cave memproduksi 30 persen. Unit lainnya, seperti Big Gossan Grasberg Block Cave, Kucing Liar, dan Deep MLZ Block Cave, masih belum beroperasi.
Untuk Big Gosan, Wahyu berujar, sudah siap produksi. Produksi ini akan dialokasikan untuk tahun depan. Produksi Big Gossan sangat kecil sehingga tidak terlalu signifikan. Puncak produksi mencapai 7.000 ton. Namun, pada awal penambangan, produksi hanya diperkirakan 1.000 ton.
Nasib Freeport memang masih digantung. Saat ini pemerintah dan Freeport tengah membicarakan mekanisme divestasi saham. Freeport akan divestasi sebesar 10,64 persen.
Baca Juga:
MAWARDAH NUR HANIFIYANI