TEMPO.CO, Jakarta - Biro jasa perjalanan wisata disarankan menjual paket memperkenalkan kuliner tradisional Bali, dan proses pembuatannya kepada wisatawan.
Penikmat kuliner Bondan Winarno menuturkan, dengan mengenali proses dan rasanya, wisatawan akan mencintai kuliner tradisional Bali, sehingga ikut membantu melestarikannya.
"Bus rombongan itu minimal sekali harus ikut mebat , dan megibung . Saya mengusulkan tour operator berpikir menjual paket megibung," ujarnya saat peluncuran buku terbarunya di Kuta, Rabu (16 Desember 2015).
Menurut pembawa acara kuliner di salah satu televisi swasta ini, masyarakat luar selama ini mempersepsikan salah tentang masakan Bali. Mereka hanya menganggap kuliner tradisional asal Pulau Dewata hanyalah babi guling yang notabene tidak semua orang bisa menikmatinya.
Padahal, sangat banyak kuliner daerah ini berbahan baku non-babi, seperti lawar klungah dari bahan kelapa muda, dan lawar kenus yang berbahan dasar cumi-cumi. Selain itu, ada pula olahan kuliner lain berbahan baku sayuran yang mulai jarang dimasak warga.
Alhasil dengan menawarkan kuliner sebagai paket wisata dapat mendorong masyarakat kembali melestarikan masakan tersebut. Dia juga mengusulkan agar restoran tidak lagi memasang slogan nama Balinese Risjttafel.
"Tulisan rijsttafel itu kan cara orang Belanda dulu ingin populerkan masakan tradisional dengan cara mereka, tetapi Bali kan punya istilah megibung," tuturnya.