TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan neraca perdagangan November yang defisit US$ 346 juta bukan pertanda buruk. "Tidak ada salahnya kalau untuk belanja modal," katanya di kantornya, Selasa, 15 Desember 2015.
Menurut Bambang, meningkatnya belanja terutama di mesin mekanik dan peralatan listrik bagus untuk pertumbuhan ekonomi ke depannya. Sebab impor tersebut dilakukan untuk investasi dan pembangunan.
Namun Bambang enggan jika dikatakan belanja negara baru meningkat sebulan terakhir. Dia mengklaim belanja negara telah meningkat sejak Juni lalu. Defisit tiba-tiba melebar, kata Bambang, karena belanja modal swasta yang meningkat. "Ya ekspor yang belum pulih memang harus diwaspadai."
Menurut data Badan Pusat Statistik, ekspor melemah 10,81 persen dari US$ 10,74 miliar menjadi US$ 9,58 miliar. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan rapor tersebut bukti perekonomian sedang bergerak. Namun bukan berarti situasi perekonomian membaik.
"Paket kebijakan baru dirasakan sektor alas kaki (padat karya)," ujarnya. Karena itu hanya ekspor alas kaki dan pakaian saja yang meningkat. Seperti yang diketahui sektor alas kaki dan pakaian memang mengalami kenaikan lebih dari 15 persen menjadi US$ 731,9 juta dari US$ 657,3 juta.
Namun secara keseluruhan peranan kedua sektor tersebut hanya memberi sumbangan 6,46 persen dari total ekspor secara keseluruhan. Sedangkan sektor lain mayoritas mengalami penurunan.
ANDI RUSLI