TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik mencatat, pada November 2015, mata uang rupiah terdepresiasi 0,63 persen terhadap dolar Amerika. Kepala BPS Suryamin mengatakan level terendah depresiasi terjadi pada minggu ketiga dan keempat November.
"Banyak pengembalian utang dan uang yang harus dipenuhi pada akhir tahun sehingga kebutuhan mata uang asing meningkat, khususnya dolar," katanya di kantor BPS Jakarta, Selasa, 15 Desember 2015.
Selain itu, Suryami berujar, rupiah terdepresiasi terhadap dolar Australia dengan level terendah pada minggu keempat November 2015. Depresiasi rupiah terhadap dolar Australia mencapai 9.895,73 per dolar Australia.
Berbeda dengan dolar, rupiah mengalami apresiasi terhadap mata uang yen dan euro. Rupiah terapresiasi 0,62 persen terhadap yen Jepang, yang terjadi pada minggu kedua November, mencapai 110,27 per yen. Apresiasi rupiah juga terjadi terhadap mata uang euro pada minggu keempat November, yang mencapai 14.584,78 per euro.
Suryamin mengatakan hal ini akan berubah pada masa liburan mendatang dan kebutuhan valuta asing akan meningkat. "Pada masa liburan, permintaan valas juga akan meningkat dan kebutuhan melonjak."
ARKHELAUS W