TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan kereta rel listrik Bandara Soekarno-Hatta mulai beroperasi pada semester I 2017. PT Kereta Api Indonesia dan PT Angkasa Pura II sudah menggarap proyek itu selama setahun. "Kalau pembebasan lahan semua jalan, akhir 2016 proyek sudah selesai," kata Jonan setelah diskusi di Mercantile Athletic Club, World Trade Center 1, Jakarta, Senin, 14 Desember 2015.
Senin, Jonan menemani Presiden Joko Widodo meninjau proyek yang menghubungkan Stasiun Manggarai dengan Bandara Soekarno-Hatta yang akan menjadi moda transportasi bandara selain angkutan jalan itu. "Yang kita perlu itu transportasi ke bandara, kereta bandara. Bukan penambahan bandara atau runway Soekarno-Hatta," ujar Jonan.
Dalam keterangan tertulis Tim Komunikasi Presiden kemarin, proyek kereta bandara disebut menemui kendala pada pembebasan lahan. Ada lahan sepanjang 1 kilometer di Kecamatan Tanah Tinggi, Tangerang, dan sebagian lahan yang menempel dengan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road II belum bebas. Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, yang ikut meninjau proyek, menargetkan lahan sudah bebas pada 8 Februari 2016.
Proyek ini awalnya digarap Kementerian Perhubungan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Namun, karena dianggap terlalu lama, KAI dan Angkasa Pura II diberi penugasan menggarapnya. Nilai investasi proyek itu Rp 2,5 triliun. PT KAI dan Angkasa Pura II membangun rel sepanjang 12 kilometer yang menghubungkan Stasiun Batuceper, Tangerang, dengan Stasiun Bandara Soekarno-Hatta.
Rencananya, stasiun-stasiun tersebut akan dilengkapi dengan automatic movement system untuk mengangkut penumpang dari stasiun bandara ke terminal-terminal di Soekarno-Hatta. Nantinya, KRL Bandara Soekarno-Hatta akan beroperasi dari Stasiun Manggarai ke Soekarno-Hatta. Tarif KRL bandara ini direncanakan seharga Rp 70-80 ribu.
KHAIRUL ANAM