TEMPO.CO, Jakarta -Garuda Indonesia menawarkan dua opsi kepada penumpang yang menuju Bandara Abdur Rahman Saleh, Malang karena adanya semburan debu vulkanik Gunung Bromo. Corporate Communication Garuda Indonesia Benny Butarbutar mengatakan opsi tersebut adalah penerbangan dialihkan ke Bandara Djuanda, Surabaya, atau menunda keberangkatan hingga Bandara Abdur Rahman Saleh dibuka kembali.
Sebagian besar penumpang, menurut Benny, mengambil pilihan pertama. Setelah tiba di Surabaya, Benny mengatakan penumpang mengeluarkan biaya sendiri menuju ke Malang. Menurut dia, biaya transportasi ke Malang di luar tanggung jawab maskapai.
"Karena faktor alam (semburan debu Vulkanik), di luar kendali maskapai," kata Benny saat dihubungi, Sabtu 12 Desember 2015. Keputusan tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri nomor 77 tahun 2012 tentang tanggung jawab maskapai.
Benny mengatakan Garuda mempunyai dua kali jadwal penerbangan dengan tujuan Bandara Abdur Rahman Saleh. Sedangkan Citilink hanya satu kali keberangkatan. Tingkat keterisian penumpang dalam rute ini sebanyak 85 hingga 95 persen. "Jumlah ini naik kalau weekend seperti ini."
Sebelumnya, diberitakan hujan abu vulkanik Gunung Bromo menyelimuti dua kabupaten di Jawa Timur, yakni Malang dan Probolinggo, mulai Ahad malam 6 Desember 2015. Akibat dari aktivitas gunung api yang terus menyemburkan debu vulkanik tersebut, salah satunya berpengaruh pada penerbangan di Malang.
ALI HIDAYAT