TEMPO.CO, Bangkalan - Sejak jembatan Suramadu beroperasi mulai 2009, lahan pertanian di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, menyusut kurang lebih 1000 hektare, dari 30 ribu hektare menjadi 29 ribu hektare. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Bangkalan Abdul Razak mengatakan penyusutan terjadi karena para petani menjual lahannya, salah satunya kepada pengembang properti. "Tanah dijual untuk biaya kuliah anak petani," kata dia, Jumat, 11 Desember 2015.
Agar tidak terus menyusut, kata Razak, pemerintah Kabupaten Bangkalan telah membuat Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Produktif. Tanah yang dilindungi dalam perda itu, antara lain lahan produktif seluas 29.443 hektare dan tanah kering seluas 8.428 hektare. "Tidak boleh jual lahan produktif."
Meski menyusut, Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan dan Holtikulturan Geger Heri Susianto mengatakan produksi padi di Bangkalan meningkat setiap tahun. Tahun ini, produksi mencapai 312 ribu ton atau meningkat 36.741 ton dibanding pada 2014.
Menurut Heri, kebutuhan beras 1,3 juta warga Bangkalan sebanyak 120 kilogram per kapita per tahun sehingga produksi beras itu surplus karena kebutuhan beras di Bangkalan hanya 193 ribu ton per tahun. "Ketahanan pangan kami baik."
Produksi padi meningkat karena dalam satu kali musim tanam, satu petani bisa panen raya dua hingga tiga kali. "Pada 2016, kami upayakan produksi padi terus meningkat,” kata Heri.
MUSTHOFA BISRI