TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto menegaskan kesiapan perusahaannya untuk mengelola Blok Mahakam pascaterminasi pada tahun 2018. "Tidak ada keraguan lagi soal kesiapan Pertamina untuk mengelola Blok Mahakam," katanya dalam siaran pers, Jumat, 12 Desember 2015.
Dwi juga menyatakan keyakinan bahwa Pertamina akan bisa meningkatkan produksi minyak di blok tersebut. Ia yakin, kemampuan Pertamina tidak kalah dengan International Oil Company (IOC) dan National Oil Company (NOC) lain di dunia.
Selain itu, Pertamina telah menambah footprint pengelolaan aset eksplorasi lepas pantai dan unconventional, yaitu 100 persen Blok Migas Abar, 100 persen Blok Migas Anggursi, dan Blok Migas Unconventional Sakakemang.
Dwi mengungkapkan, anjloknya harga minyak dunia berpengaruh terhadap pendapatan di sektor hulu, tapi dengan beberapa langkah inisiatif hulu, seperti cost effectiveness, optimalisasi aset, dan penciptaan nilai tambah membuktikan hingga akhir Oktober 2015, produksi migas mencapai 584,32 MBOEPD. Angka itu lebih tinggi 11,3 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 524,94 MBOEPD.
Tak hanya itu, Pertamina juga tetap giat dalam kegiatan eksplorasi, dan Pertamina telah berhasil menambah temuan sumber daya (2C) migas hasil pemboran eksplorasi dan deliniasi sebesar 238,06 MMBOE (minyak 93,98 MMBO dan gas 834,73 BSCF). "Hasil ini telah melewati target yang ditetapkan," kata Dwi.
Temuan terbesar berasal dari lapangan PHE (Tomori dan Nunukan) serta PEP (Puspa Asri dan Jati Asri). Penambahan cadangan (P1) migas hasil Plan of Development (POD), Put on Production (POP) & re-assesment cadangan existing sebesar 46,22 MMBOE (minyak 18,33 MMBO dan gas 161,64 BSCF).
Dwi menyatakan, Pertamina melalui anak perusahaannya, Pertamina EP, telah mendapatkan pengakuan dari SKK Migas sebagai perusahaan terbaik dan agresif dalam melakukan kegiatan survei seismik sebagai upaya melakukan eksplorasi yang agresif untuk menemukan cadangan-cadangan baru bagi Pertamina.
PINGIT ARIA