TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan pada perdagangan akhir pekan ini di Bursa Efek Indonesia diperkirakan masih bergerak bervariasi dalam rentang konsolidasi bisa berpeluang menguat terbatas. "IHSG diperkirakan bergerak pada 4.440-4.490," kata analis dari First Asia Capital, David Sutyanto, di Jakarta, Jumat, 11 Desember 2015.
Menurut David, saham-saham sektoral, seperti konsumsi, semen, dan transportasi, akan diuntungkan dengan sentimen penurunan harga minyak mentah cenderung menguat.
Kemarin, IHSG berhasil tutup stagnan di posisi 4.466,210 setelah hampir sepanjang perdagangan bergerak di teritori negatif. Aksi beli pemodal lokal di akhir sesi terhadap sejumlah saham unggulan seperti Astra dan BCA berhasil mengimbangi tekanan jual pemodal asing.
Penjualan bersih asing kemarin mencapai Rp 489,27 miliar. Di sisi lain, sentimen pasar masih didominasi sentimen negatif dari kawasan emerging market menyusul meningkatnya kekhawatiran perlambatan ekonomi Cina setelah data PPI Cina pada November lalu kembali turun 5,9 persen (mom).
Saat bersamaan, pasar juga mengantisipasi rencana kenaikan bunga Amerika Serikat menjelang pertemuan bank sentral AS (The Fed) pada 15-16 Desember pekan depan. Harga komoditas seperti minyak mentah yang terus melemah kembali menekan saham sektor tambang dan perkebunan. Kemarin malam, harga minyak mentah kembali anjlok 1,83 persen di posisi US$ 36,48 per barel.
Sedangkan Wall Street tadi malam berhasil rebound setelah terkoreksi selama tiga sesi perdagangan sebelumnya. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,47 persen dan 0,23 persen di posisi 1.7574,75 dan 2.052,23. Penguatan terutama ditopang saham berbasiskan teknologi dan saham airlines.
DESTRIANITA K.