TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo meluncurkan Marine Vessel Power Plant, kapal pembangkit listrik di pelabuhan Tanjung Priok siang ini. Kapal tersebut bagian dari lima kapal pembangkit listrik yang dipesan PT PLN (Persero) untuk memenuhi kebutuhan energi di daerah. "Sekarang baru selesai satu, nanti enam bulan akan tambah empat lagi,” ujar Jokowi di Pelabuhan Nusantara Tanjung Priok, Jakarta, Selasa, 8 Desember 2015. “Semuanya akan kita luncurkan yang banyak ke timur.”
Wilayah timur yang dimaksud Jokowi adalah Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Maluku. Selain itu, kata Jokowi, PLN mengirimkan kapal pembangkit listrik ke Sumatera Utara. "Setiap saya ke daerah, ke provinsi, kabupaten, kota, selalu keluhannya kurang listrik, krisis listrik, mati lampu,” kata Jokowi. “Selain program 35ribu megawatt diperlukan, (ini) program yang cepat untuk mengatasi itu.”
Jokowi mengungkapkan, sebagai negara kepulauan, Indonesia memerlukan kapal pembangkit listrik tersebut. Sebab, pembangkit listrik berbentuk kapal dapat bergerak dan berpindah-pindah sesuai kebutuhan. "Karena negara kita kepulauan, memiliki 17 ribu pulau, pembangkit di atas kapal yang bisa mobile bergerak satu pulau ke pulau lain. Kemungkinan ini yg paling tepat utk Indonesia," kata dia.
Marine Vessel Power Plant 'Karadeniz Powership Zeynep Sultan' ini berkapasitas 120 megawatt. Kapal ini disewa PLN selama lima tahun dan dapat dioperasikan dengan dua bahan bakar, jenis heavy fuel oil dan gas.
Titik koneksi awal kapal ini berada di Amurang. Perjalanan Marine Vessel Power Plant diperkirakan membutuhkan waktu tujuh hari sehingga pembangkit listrik dapat beroperasi sebelum natal.
Selanjutnya PLN juga akan mendatangkan power plant serupa ke beberap lokasi antara lain Sumatera Utara (240 megawatt), Kupang (60 megawatt), Ambon (60 megawatt dan Lombok (60 megawatt). Karpowership dikontrak untuk 5 kapal pembangkit listrik dengan kapasitas kumulatif sebesar 540 megawatt yang akan didistribusikan secara merata ke 5 wilayah.
ALI HIDAYAT