TEMPO.CO, Jakarta - Landasan pacu (run way) Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, bisa melayani 800 pergerakan pesawat berupa take off dan landing (movement) dalam satu hari. "Itu bisa dipenuhi jika operating hournya efektif dalam 20 jam kerja," kata Direktur Operasi AirNav Indonesia (Lembaga Penyelenggara Navigasi Penerbangan Indonesia) Wisnu Darjono, pada seminar nasional "Pembangunan Bandara Internasional Kertajati", di Bandung, Kamis, 3 Desember 2015.
Wisnu menuturkan jumlah pergerakan pesawat di Bandara Kertajati bisa mengurangi beban sekitar 80 persen movement di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Banten. Sekarang kapasitas runway di Bandara Soekarno Hatta adalah 72 movement per satu jam. Dalam satu hari ada sekitar 1100-1200 movement dilayani Soekarno Hatta dan 300-400 over fly dari Halim dan Bandung. "Itu adalah yang memadati lalu lintas di Jakarta saat ini," kata dia.
Menurut Wisnu, dalam 10 tahun terakhir pertumbuhan lalu lintas penerbangan udara sipil di Indonesia sangat tinggi, yakni berkisar antara 8- 0 persen dalam satu tahun. "Kita harus mencari tempat supaya tidak jadi sesak dan jarak jangkau antara Bandung Cirebon, mau ke bandara cukup jauh, oleh sebab itu butuh Bandara Kertajati ini," kata dia. Wisnu berharap, keberadaan Bandara Kertajati ini bisa mengurangi kepadatan lalu lintas udara yang ada di wilayah Jakarta dan Bandung.
Sementara ini Vice President Indonesia Avition And Aerospace Watch (IAAW) Juwono Kolbioen mengatakan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, bisa menghapus citra buruk industri penerbangan Indonesia di dunia internasional. "Pembangunan BIJB Kertajati, di Kabupaten Majalengka menurut kami akan menjadi peluang Indonesia membenahi pelayanan di dunia penerbangan internasional" kata Juwono Kolbioen.
Bandara Kertajati dibangun dengan konsep aetropolios business sehingga dapat menyikapi perkembangan dunia transportasi udara yang sangat cepat. "Bandara Kertajati dapat mengatasi berbagai persoalan yang selama ini dihadapi Bandara Internasional Soekarno Hatta dan mampu menggantikan Bandara Husein Sastranegara Bandung," kata dia.