TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan inflasi yang rendah tak serta-merta membuat Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan (BI Rate).
Bukan hanya inflasi, menurut Enny, banyak pertimbangan bank sentral sebelum menurunkan BI Rate. Seperti nilai tukar rupiah, defisit neraca pembayaran dan perdagangan, serta capital outflow (modal yang keluar).
Dari sejumlah pertimbangan tersebut, peran neraca pembayaran dinilai paling mendorong turunnya BI Rate. "Pemerintah harus berkomitmen menarik modal asing, FDI (Foreign Direct Investment) masuk," katanya saat dihubungi, Rabu, 2 Desember 2015.
Enny berujar, jika neraca pembayaran tidak lagi defisit, BI dapat menurunkan BI Rate. Untuk itu, pemerintah diharapkan memudahkan modal asing masuk dan menyederhanakan izin penanaman modal. Selain itu, pemerintah disarankan konsisten merealisasi keenam paket kebijakan yang telah diluncurkan.
Badan Pusat Statistik melaporkan, inflasi komponen inti November sebesar 0,16 persen dan 4,77 persen untuk inflasi komponen inti tahunan. Inflasi tahun ke tahun dicatat 4,89 persen. Angka inflasi inti tahunan dan tahun ke tahun tercatat sebagai yang terendah sepanjang 2015.
ALI HIDAYAT