TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen harus tercapai. "Ini agar tenaga kerja terserap dan tidak terdampar di sektor informal," katanya dalam acara "Indonesia Economy Outlook 2016", di Jakarta, Selasa, 1 Desember 2015.
Darmin, yang sebelumnya menjabat Gubernur Bank Indonesia, menjelaskan bahwa selama 70 tahun Indonesia merdeka, mayoritas atau sekitar 60 persen tanah petani belum tersertifikat. Kalau kondisi petani seperti ini, kata Darmin, dana Rp 130 triliun akan sulit diserap dari sektor tersebut.
Menurut Darmin, saat ini permasalahan yang muncul terutama karena pertumbuhan dana yang bergerak masuk ke sistem masih terbilang minim. "Begitu (dana) masuk ke sistem, tidak ada kekurangan dana,” tuturnya. “Ini adalah proses besar transformasi struktural.”
Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Anggito Abimanyu mengatakan target pertumbuhan ekonomi 7 persen termasuk realistis. “Jangan berharap lebih, nanti malah chaos,” katanya.
Anggito, yang sebelumnya menjabat Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, menilai seharusnya Indonesia bersyukur karena, di tengah tekanan ekonomi global, posisinya masih lebih baik daripada negara lain yang perekonomiannya lesu.
Saat ini, kata Anggito, tantangan berikutnya adalah Bank Indonesia bisa mengendalikan risiko global dari pertumbuhan ekonomi ini. "Hal yang unpredictable harus diantisipasi," ucapnya.
Lebih jauh, menurut Anggito, saat ini yang terjadi bukan penurunan pertumbuhan ekonomi global, melainkan rebalancing pertumbuhan ekonomi. "Cina turun, tapi di belahan dunia lain meningkat.”
ARKHELAUS W