TEMPO.CO, Bojonegoro - Produksi sumur minyak di lapangan Banyuurip, di areal Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur, turun menjadi 40.000 barel per hari dari sebelumnya 80.000 barel per hari. Penyebabnya, penghentikan sementara produksi di sumur B oleh operator Blok Cepu—ExxonMobil Cepu Limited--selama dua pekan ini.
Total produksi minyak di Blok Cepu sebanyak 80.000 berasal dari tiga sumur yang lokasinya semua berada di Kecamatan Gayam. Yaitu, sumur C dengan produksi sekitar 10.000 barel perhari. Kemudian, dari produksi minyak sementara (Gosp) sekitar 30.000 barel per hari. Sedangkan, produksi sumur B sebanyak 40.000 barel perhari atau jika ditotal produksi sebanyak 40.000 barel perhari. Namun karena produksi sumur B berhenti sementara sehingga hanya tersisa 40.000 barel perhari.
Penghentian produksi sumur minyak berlokasi di Dusun Banyuurip, Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, Bojonegoro, untuk persiapan menjalankan Fasilitas Pengolahan Pusat (Central Processing Facility). Persiapan menjalankan CPF ditandai dengan penghentian pembakaran gas suar bakar (flaring) sementara di sumur B sekitar dua pekan.
“Ya, flare akan berhenti sementara,” ujar Juru Bicara EMCL, Rexy Mawardijaya pada Tempo Sabtu 28 November 2015.
Menurut Rexy, untuk tahap kedua, nantinya operator akan memulai mengoperasikan CPF. Untuk proses ini, bertujuan untuk menstabilkan produksi di sumur minyak Blok Cepu. Namun, dalam kegiatan ini gas suar yang nampak api, untuk sementara waktu akan mati dan menyala.
Pada intinya, lanjut Rexy, pihak operator Blok Cepu, berharap masyarakat bisa memberikan dukungan. Paling tidak pegiatan untuk mengoperasikan CPF dalam beberapa hari ke depan ini. “Kita berharap terus ada dukungan,” imbuhnya.
Sebelumnya Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) memprediksi produksi minyak Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu hingga akhir tahun masih berada di angka 130.000 barel per hari.
Padahal produksi optimal wilayah kerja ini ditargetkan bisa mencapai 165.000 barel per hari. "Produksi optimal baru pada awal tahun depan," ujar Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi di kantor Kementerian ESDM, Jumat, 27 November 2015.
Produksi meleset lantaran operasional fasilitas produksi utama (central production facility) sedang dalam masa transisi. Akhirnya, pihak pengelola, yakni ExxonMobilCepu Limited, terpaksa mengurangi produksi per esok hari demi keamanan awal operasi fasilitas tersebut.
Pengurangan dilakukan melalui penghentian sementara produksi minyak dari Tapak Sumur B. Nantinya, minyak bakal dialiri kembali dan diproses di CPF. "Drop-nya besok hari sampai ke 40.000 barel perhari," kata Amien.
SUJATMIKO