Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Laba Bersih Energi Mega Persada Naik 206 Persen

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:PT Energi Mega Persada Tbk. membukukan kenaikan laba bersih hingga 206 persen pada kuartal ketiga 2005 menjadi Rp 153,7 miliar dari posisi periode yang sama 2004 sebesar Rp 50,3 miliar. Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortasi (EBITDA) juga naik 130 persen menjadi Rp 565 miliar. Presiden Direktur Energi Mega Persada Chris Newtonmenuturkan, pertumbuhan pendapatan itu terutamaditopang oleh kenaikan produksi rata-rata BOE (barrel on equivalen) sebesar 60 persen (year on year) dan melonjaknya harga minyak. Marjin operasi juga membaik 10 persen dibanding 2004. ?Meski realisasi harga BOE tidak kami naikkan karena efisiensi produksi yang lebih baik tahun ini," ujarnya dalam penjelasan kepada Bursa Efek Jakarta hari ini. Hingga sembilan bulan pertama 2005, emiten berinisial ENRG ini mencatatkan penjualan bersih Rp 1,06 triliun atau naik 122 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp 475,3 miliar. Sedangkan laba kotor naik 139 persen dari Rp 191,8 miliar menjadi Rp 467,6 miliar. Laba operasi ditutup naik 148 persen menjadi Rp 363 miliar dari sebelumnya Rp 146,2 miliar.Sementara itu, produksi minyak per 30 September 2005 mencapai 2,8 MM bbls atau naik tipis 4 persen dibanding tahun lalu 2,7 MM bbls. Produksi gas tercatat 36,6 BCF atau naik 113 persen dibanding sebelumnya 17,2 BCF.Chris menambahkan, saat ini ENRG telah berhasil mengatasi minimnya ketersediaan rig (kilang minyak lepas pantai) yang sempat mendera perseroan pada pertengahan 2005. Kondisi itu diatasi dengan mulai beroperasinya tiga rig tambahan di Kangean PSC, dua rig di Brantas PSC, dan empat rig di Malacca Straits PSC. ?Penambahan rig telah meningkatkan tingkat produksi pada kuartal keempat tahun ini di MalaccaStraits," ujar Chris. Perseroan saat ini mengoperasikan delapan blok minyak dan gas, termasuk hasil akuisisi PT Tunas Harapan Perkasa. Selain ketiga blok di atas, perseroan dengan koda saham ENRG telah mengoperasikan blok Semberah, Gebang, dan Koronci Baru yang segera memulai produksi gas perdananya. Sedangkan dua blok lainnya, Gelam dan Bentu tengah dalam tahap pengembangan.SULIYANTI PAKPAHAN
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penjualan Energi Mega Persada Naik 28 Persen Semester I 2020

29 September 2020

Ilustrasi Minyak Mentah. REUTERS/Angus Mordant
Penjualan Energi Mega Persada Naik 28 Persen Semester I 2020

Emiten minyak dan gas bumi, PT Energi Mega Persada Tbk berhasil membukukan pertumbuhan kinerja baik penjualan maupun laba pada paruh pertama tahun ini


Energi Mega Lipat Tigakan Produksinya

13 Juli 2009

Energi Mega Lipat Tigakan Produksinya

Jika 2009 perseroan berancang-ancang menghasilkan 30 ribu barel ekuivalen minyak per hari, tahun depan jumlahnya diprediksi berada di kisaran 90 ribu barel.


Mitsubishi-Japex Kuasai 50 Persen Saham Kangean

23 Mei 2007

Mitsubishi-Japex Kuasai 50 Persen Saham Kangean

Mitsubhisi Corporation dan Japan Petroleum Exploration Co. Ltd. (Japex) telah resmi menguasai 50 persen saham di blok Kangean. Total saham itu setara dengan US$ 360 juta.


Energi Mega Persada Hentikan Produksi di Sepanjang

12 April 2007

Energi Mega Persada Hentikan Produksi di Sepanjang

Akibat kendala teknis pada floating storage offshore(FSO).


Freehold Batal Beli Lapindo

28 November 2006

Freehold Batal Beli Lapindo

Freehold Group Limited membatalkan pembelian Lapindo Brantas Inc. dari PT Energi Mega Persada, afiliasi Grup Bakrie. Alasan Freehold, menurut penjelasan PT Energi kepada Bursa Efek Jakarta adalah karena munculnya kontroversi seputar penjualan itu.