TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengatakan, bila bergabung dalam Kemitraan Trans Pasifik (Trans Pacific Partnership - TPP), Indonesia bakal memiliki potensi yang besar dalam pasar modal dibandingkan negara anggota lain selain Amerika Serikat.
Namun menurut Tito, ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, regulasi. Menurutnya perlu ada regulasi yang sesuai dan mendukung pertumbuhan serta pembangunan ekonomi Indonesia itu sendiri. "Masalah regulasi ini memang agak selalu menjadi problem ya," ucapnya saat di temui usai acara Indonesia Economic Outlook 2016 di JW Mariot Hotel Jakarta, Selasa 24 November 2015.
Kedua, masalah kesetaraan. Tito berujar, Indonesia masih berada di bawah negara-negara lain. "Kalau saya sih maunya setara dulu, Kejar dulu yang kurang-kurang itu. Tetapi kalau misalnya disuruh buka sekarang, ya saya buka."
Lebih lanjut Tito menjelaskan, faktanya trading value Indonesia saat ini hanya 0,1 persen di total market share dunia. "Kita masih setengahnya Malaysia, sepertiganya Thailand, makanya butuh penyetaraan," katanya.
Cara menyetarakan dan mengejar ketinggalan tersebut menurut Tito, ada empat tahap. Pertama, menambah jumlah emiten. Kedua, bekerjasama dengan broker untuk memudahkan emiten mencatatkan sahamnya. Ketiga, menjalankan program yuk nabung saham kepada masyarakat. Keempat, meningkatkan reputasi bursa.
INGE KLARA SAFITRI