TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga pemikir (think thank) berhaluan kiri, IPPR, memperkirakan Eropa bakal terus didera krisis berkepanjangan dan berpotensi permanen.
Dalam laporan terbarunya, IPPR menyebutkan pengangguran dan setengah pengangguran di negara-negara Eropa meningkat signifikan. Diperkirakan jumlah warga yang tak bekerja itu semakin mengkhawatirkan.
Baca Juga:
Jumlah pengangguran di Eropa kini mencapai 10 persen dan setengah pengangguran 5 persen. Salah satu negara terparah adalah Inggris karena faktor rendahnya produktivitas.
Secara umum, tingkat pengangguran di Uni Eropa mengalami penurunan. Berdasarkan data, tingkat pengangguran resmi di 28 negara Uni Eropa pada September tercatat 9,3 persen, turun dari bulan sebelumnya 9,4 persen. Sementara tingkat pengangguran di 19 negara yang menggunakan mata uang euro turun dari 10,9 menjadi 10,8 persen.
Dalam laporannya, IPPR memuji Jerman dalam mengatasi masalah pengangguran. Menurut IPPR, negara-negara Eropa lain harus mencontoh bagaimana Jerman dalam meningkatkan produktivitas dan keterampilan kerja. Jerman, negara dengan perekonomian terbesar di Eropa, memiliki anggaran 50 persen lebih tinggi untuk penelitian dan pengembangan.
Sementara Inggris, anggaran untuk penelitian dan pengembangan mengalami penurunan sejak 2008, terbesar dibandingkan negara-negara Eropa lain. Hal ini membuat produktivitas tenaga kerja di Inggris semakin rendah.
SETIAWAN ADIWIJAYA