TEMPO.CO, Tokyo - Pemerintah Jepang akan mempemudah persyaratan pinjaman untuk proyek infrastruktur di Asia. Menurut sumber kepada Reuters, Jepang sepertinya ketakutan atas agresifnya Bank Infrastruktur Asia (Asian Infrastructure Investment Bank/AIIB) bentukan Cina dalam menawarkan pinjaman kepada negara Asia untuk proyek infrastruktur.
Bank infrastruktur yang belum genap setahun itu sudah banyak menggaet anggota. Indonesia merupakan salah satunya dan menjadi pemegang saham terbesar kedelapan lembaga keuangan yang bermarkas di Beijing itu.
Rencana pemerintah Jepang memberikan kemudahan persyaratan pinjaman proyek infrastruktur ini gara-gara kalah tender dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung pada September lalu. Seperti dilansir dari Japan Today, yang mengutip Reuters, Jepang kalah karena Cina memberikan pinjaman tanpa jaminan kepada pemerintah Indonesia senilai US$ 5 miliar atau sekitar Rp 68,5 triliun.
Menurut sumber yang dekat dengan sumber pemerintahan itu, pemerintah Jepang akan memfasilitasi kemudahan pinjaman dalam mata uang yen untuk negara-negara berkembang yang membutuhkan. Jepang akan membuat aplikasi yang lebih fleksibel dari regulasi saat ini yang mensyaratkan adanya jaminan 100 persen dari negara debitur. Namun, kata sumber itu, belum bisa dipastikan apakah Jepang juga akan memberikan pinjaman tanpa jaminan seperti AIIB.
"Pemerintah Jepang juga akan memperpendek jangka waktu proses pinjaman dari saat ini selama tiga tahun," ucap sumber itu.
Pada Mei lalu, Jepang mengumumkan akan mengucurkan pinjaman sekitar US$ 110 miliar untuk proyek infrastruktur di Asia selama jangka waktu lima tahun. Hal ini untuk menyaingi Bank Infrastruktur Asia.
SETIAWAN ADIWIJAYA