TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia menyatakan rasio utang luar negeri Indonesia masih aman. "Ada beberapa indikator yang digunakan untuk menyatakan utang luar negeri tersebut saat ini masih aman," kata Hendy Sulistyowati, Direktur Eksekutif Departemen Statistik Bank Indonesia, di Jakarta, Jumat, 20 November 2015.
Beberapa indikator tersebut antara lain, pertama, utang luar negeri yang bersifat jangka pendek terhadap total utang masih di bawah batas aman 19 persen. "Sekarang angka rasio utang jangka pendek sebesar 18,6 persen dan total utang dibanding dengan PDB (produk domestik bruto) juga belum melampaui batas aman 51,1 persen," katanya.
Selain itu, posisi cadangan devisa dibandingkan dengan utang luar negeri jangka pendek juga masih aman meskipun posisinya menurun. Untuk itu, di tahun depan BI harus mewaspadai seiring dengan pulihnya kondisi ekonomi.
Hendry menambahkan, dengan jangka waktu yang tersisa, posisi utang luar negeri Indonesia pada kuartal III/2015 lebih banyak didominasi pinjaman jangka panjang dari total sebesar 85,5 persen. "Dengan pertumbuhan 4 persen year on year melambat dari bulan sebelumnya yang sebesar 8,5 persen."
Rasio utang luar negeri Indonesia terhadap pertumbuhan domestik bruto mencapai 34,9 persen atau setara dengan US$ 302,4 hingga triwulan III 2015. Dibandingkan dengan akhir tahun 2014, rasio utang luar negeri tersebut meningkat 2,9 persen.
Secara umum, Hendy mengatakan, pertumbuhan utang jangka panjang dan jangka pendek melambat. Rasio utang jangka pendek terhadap jangka panjang sebagai salah satu indikator risiko utang terus menurun.
Pertumbuhannya melambat pada utang jangka pendek menunjukkan perusahaan Indonesia lebih banyak bayar daripada mengutang. Ini juga termasuk yang jangka panjang karena juga melambat, meskipun sedikit sekali.
INGE KLARA SAFITRI