TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang mengatakan peningkatan kadar bahan bakar nabati berpengaruh terhadap pengurangan impor solar Pertamina. Jika pada 2016 pemerintah menetapkan kadar biofuel menjadi 20 persen (B-20), Pertamina akan punya kelebihan solar yang bisa diekspor. "Perkiraan kelebihannya 400 ribu barel per bulan," katanya, Jumat, 20 November 2015, di kantor pusat Pertamina, Jakarta.
Saat ini pemerintah menetapkan campuran biofuel untuk PLN adalah 25 persen dan untuk SPBU 15 persen. Tahun depan ada kemungkinan pemerintah meningkatkan kadar biofuel 30 persen untuk PLN dan 20 persen untuk SPBU.
Ahmad menambahan, jika ketetapan untuk tahun depan tidak berubah, Pertamina sudah tidak perlu mengimpor solar. "Tapi, kalau pemerintah menaikkannya menjadi 20 persen untuk SPBU dan 30 persen PLN, berarti ada kelebihan solar," ujarnya.
Ahmad mengatakan kelebihan ini membuat Pertamina harus melakukan ekspor. "Tapi kami masih bingung juga. Ini kelebihan solar mau dikemanakan. Ini yang mau kami bicarakan juga dengan pemerintah," ucapnya.
Jika kelebihan Pertamina dibeli pesaing Pertamina, Ahmad mengatakan hal ini akan menjadi masalah. Karena itu, dia berharap, jika ada kelebihan solar, tidak ada izin impor dan kelebihan itu dibeli badan usaha.
Sebelumnya, Pertamina menandatangani kontrak kerja sama pengadaan fatty acid methyl ester (FAME) dengan 11 badan usaha produsen bahan bakar nabati (BBN). FAME dengan total volume 1,84 juta kiloliter (KL) itu akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan periode November 2015-April 2016.
"Dengan penandatanganan kontrak ini, Pertamina kembali membuktikan komitmen tingginya untuk mematuhi kebijakan yang sudah ditetapkan pemerintah mengenai pemanfaatan FAME sebagai BBN," kata Vice President Cerporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro di kantor pusat Pertamina.
Keberlanjutan pasokan FAME ini dinilai penting untuk mendukung program mandatory BBN dari pemerintah. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan mandatory kadar BBN sebesar 15 persen pada 2015 dan 20 persen pada tahun depan. Pertamina telah menyalurkan biosolar dengan kadar campuran FAME (B-7,5) sejak 2009 dengan voiume meningkat secara bertahap. Pada 2014, total penyaluran FAME mencapai 1,5 juta KL atau setara dengan 13,6 juta KL biosolar, yang mencakup kebutuhan PSO, non-PSO, dan pembangkit iistrik.
AMIRULLAH