TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa elektronik di Jepang yang tengah dirundung masalah keuangan, Sharp, kini tengah menempuh strategi membujuk karyawan untuk membeli produknya. Hal itu dilakukan untuk mendongkrak kembali penjualan yang lesu.
Namun manajemen Sharp menegaskan bahwa perusahaan tak pernah mewajibkan karyawan membeli produk Sharp.
Sebelumnya, media lokal menulis karyawan, dari eksekutif, manajer, hingga level staf, diminta membeli produk untuk mengangkat angka penjualan.
Juru bicara Sharp, Kyo Ontani, menegaskan, perusahaan hanya memberikan imbauan agar karyawan lebih baik membeli produk sendiri. "Tidak ada paksaan dan karyawan mau membeli secara sukarela. Kami tak memasang target," ucapnya kepada BBC News, Kamis, 19 November 2015.
Sharp tengah mengalami kesulitan keuangan. Perusahaan mengumumkan laba operasi pada triwulan ketiga anjlok hingga 86 persen. Sementara itu, angka penjualan unit LCD merugi hingga 12,7 miliar yen atau US$ 102 juta.
BBC NEWS | SETIAWAN ADIWIJAYA