TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo baru saja menerima laporan efisiensi dari sektor perbankan mencapai Rp 30 triliun. Menurut Jokowi, efisiensi yang menghemat luar biasa besar itu hanya dari penyatuan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) bank milik pemerintah.
"Saya baru saja dapat laporan kalau ATM bank pemerintah itu jadi satu efisiensi Rp 30 triliun," kata Presiden Jokowi dalam pidato sambutannya meresmikan pabrik 5 milik PT Pupuk Kaltim di Bontang, Kalimantan Timur, Kamis, 19 November 2015.
Menurut Jokowi, masing-masing bank pelat merah itu tak perlu menyediakan mesin ATM. Terlebih lagi mesinnya diletakkan bersandingan. Bayangkan, kata Jokowi, salah satu kota ada banyak ATM. Jika terjadi penyatuan mesin di seluruh Indonesia hasilnya terjadi efisiensi.
"Cukup satu kotak ATM toh pemiliknya sama, pemerintah, rakyat Indonesia," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, penyatuan perusahaan milik pemerintah atau membentuk holding bisa memberi banyak penghematan. Dia mencontohkan seperti Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC).
Soal investasi di perusahaan milik pemerintah, Jokowi memberi keleluasaan untuk menjalin kerja sama. Seperti yang dilakukan PT PKT yang membangun pabrik barunya. Investasi, kata dia, harus memperhatikan keluar-masuknya uang.
"Saya tak masalahkan kerja sama dengan perusahaan lokal, domestik atau luar. Saya beri keleluasaan," kata Jokowi.
FIRMAN HIDAYAT