Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Uni Eropa Terbuka dengan Produk Mebel Indonesia

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Pekerja membuat anyaman rotan yang dibuat menjadi parcel di kawasan Trangsan, Gatak, Sukoharjo, Jawa Tengah, 30 Juni 2015. Industri rumahan yang khusus membuat parcel tersebut dijual dengan harga Rp 8.500,00 hingga Rp. 10.000,00 perpotongnya. Tempo/Bram Selo Agung
Pekerja membuat anyaman rotan yang dibuat menjadi parcel di kawasan Trangsan, Gatak, Sukoharjo, Jawa Tengah, 30 Juni 2015. Industri rumahan yang khusus membuat parcel tersebut dijual dengan harga Rp 8.500,00 hingga Rp. 10.000,00 perpotongnya. Tempo/Bram Selo Agung
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Uni Eropa bersikap terbuka dengan permintaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar lisensi Forest Law Enforcement Governance and Trade (FLEGT) atas produk kehutanan Indonesia tetap berlaku di kawasan itu.

Lisensi FLEGT memungkinkan produk Indonesia tidak perlu melalui uji kelayakan (due dilligence) ketika masuk Benua Biru. Namun, lisensi yang direncanakan berlaku pada 1 Januari 2016 itu terancam kandas menyusul batalnya implementasi penuh sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK).

Perwakilan delegasi UE di Indonesia Giovanni Seritella mengatakan sikap resmi UE tergantung hasil negosiasi yang kini sedang berlangsung di Markas UE, Brussel, Belgia.

Selain itu, akan diadakan pertemuan-pertemuan lanjutan komite implementasi bersama Indonesia-UE.

“Kami akan bekerja keras mencari solusinya,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (18 November 2015).

Giovanni mengakui SVLK adalah sistem paling maju dan paling sukses untuk implementasi FLEGT. Selain Indonesia, UE juga melakukan negosiasi FLEGT dengan sejumlah negara produsen kayu di Afrika dan Asia, termasuk Malaysia.

Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Agus Justianto mengatakan Indonesia mengirimkan misi diplomatik untuk melobi UE agar tetap konsisten mengakui sertifikat V-Legal (bukti pemenuhan SVLK) sebagai lisensi FLEGT.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Misi diplomatik yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari KLHK Ida Bagus Putera Parthama dijadwalkan bertemu dengan Dirjen Lingkungan, Maritim, dan Perikanan UE Karmenu Vella di Markas UE di Brussel, Belgia, Rabu (18 November 2015) waktu setempat.

Sebelumnya, Putera mengatakan tanpa harus melewati uji kelayakan, daya saing produk kehutanan Indonesia di pasar Benua Biru akan meningkat. “Kami akan  berargumen: pada akhirnya eksportir akan menggunakan SVLK karena kemauan sendiri. Sebab, tanpa SVLK, cepat atau lambat barangnya tidak laku di sana,” katanya.

Indonesia dan UE terikat perjanjian Voluntary Partnership Agreement (VPA) FLEGT sejak 30 September 2013. Dalam ikrar tersebut, Indonesia sepakat mempromosikan perdagangan kayu legal melalui pemberlakuan SVLK.

Namun, implementasi SVLK batal diterapkan penuh menyusul terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan No. 89/2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Kehutanan pada 19 Oktober 2015. Beleid itu membebaskan 15 pos tarif produk mebel dari kewajiban SVLK sehingga mengancam lisensi FLEGT.

BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemenperin Sebut Indonesia jadi Eksportir Rotan Terbesar Dunia

26 Juli 2024

Pengerajin tengah menyelesaikan pembuatan keranjang dari bahan rotan di kawasan Grogol Petamburan, Jakarta, Selasa 19 September 2023. Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengatakan, pasokan bahan baku untuk industri furnitur dan kerajinan berbahan baku rotan menurun 8-10 persen.
Kemenperin Sebut Indonesia jadi Eksportir Rotan Terbesar Dunia

Menurut Kemenperin nilai transaksi dari ekspor rotan Indonesia setara dengan 42,2 persen dari nilai ekspor rotan olahan global.


Berkat BRI, Pengusaha Anyaman Rotan Ini Pulih dan Semakin Tangguh

4 Januari 2023

Berkat BRI, Pengusaha Anyaman Rotan Ini Pulih dan Semakin Tangguh

Keunggulan dari produk Dona Doni yaitu selalu melayani kebutuhan pelanggan dengan aneka desain produk yang variatif.


Penyelundupan Ekspor 40 Ton Rotan Senilai Rp 680 Juta Digagalkan

25 Juni 2019

Petugas Direktorat Jenderal Bea Cukai saat menunjukkan barang bukti sitaan rotan dari dalam kontainer, di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Rabu (18/9). Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan berhasil menggagalkan upaya penyelundupan ekspor 5 kontainer berisi rotan. TEMPO/Imam Sukamto
Penyelundupan Ekspor 40 Ton Rotan Senilai Rp 680 Juta Digagalkan

Muatan tak dilengkapi dokumen kepabeanan ekspor rotan yang sah seperti surat pemberitahuan ekspor barang, persetujuan ekspor dan karantina tumbuhan.


Uni Eropa dan Indonesia Sepakati Skema Lisensi Ekspor Kayu  

24 April 2016

Penyelundupan ekspor kayu gelondongan Ebony dan Sonokeling. ANTARA/M Agung Rajasa
Uni Eropa dan Indonesia Sepakati Skema Lisensi Ekspor Kayu  

Indonesia dan Uni Eropa pun sepakat mempromosikan perdagangan kayu yang diproduksi secara legal.


Ekspor Bahan Mentah Mebel Ditutup, Petani Rotan Menjerit

21 Februari 2016

Pekerja membuat kursi rotan di kawasan Pramuka, Jakarta, 11 Januari 2016. Sekitar 90% rotan dihasilkan dari hutan tropis di pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Sisanya dihasilkan dari budidaya rotan. TEMPO/Tony Hartawan
Ekspor Bahan Mentah Mebel Ditutup, Petani Rotan Menjerit

Anjloknya harga rotan Kalimantan akibat pasokan rotan tak terserap industri mebel dalam negeri. Sebaliknya pemerintah melarang ekspor rotan.


2013, Ekspor Furniture Tumbuh 17 Persen

5 Juli 2013

Kerajinan rotan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
2013, Ekspor Furniture Tumbuh 17 Persen

Ekspor produk rotan akan lebih ditingkatkan.


Pengusaha Rotan Masih Kesulitan Bahan Baku

13 Juni 2013

Kerajinan rotan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Pengusaha Rotan Masih Kesulitan Bahan Baku

Ketika ada larangan ekspor bahan baku rotan, seharusnya
pengusaha produk rotan tidak perlu bingung lagi mencari bahan
baku.


Asmindo Inginkan Kemudahan Ekspor

9 Mei 2013

Kerajinan rotan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Asmindo Inginkan Kemudahan Ekspor

Asmindo keberatan dengan kebijakan Kementerian Pertanian yang mengharuskan karantina untuk produk ekspor


Ekspor Produk Rotan Indonesia Meningkat  

28 Januari 2013

Pengrajin melapisi kerajinan rotan dengan cat pernis di sebuah industri kerajinan rotan di Kawasan Genjing, Jakarta, 7-9, 2012. TEMPO/Subekti.
Ekspor Produk Rotan Indonesia Meningkat  

Peningkatan ekspor produk rotan ini disebabkan oleh penurunan produksi furnitur rotan Cina karena negara tersebut tidak lagi memiliki bahan baku.


Pengusaha Pro-Kontra Soal Kesiapan Menyerap Rotan  

9 Januari 2012

Pengrajin rotan. TEMPO/Wahyu Setiawan
Pengusaha Pro-Kontra Soal Kesiapan Menyerap Rotan  

Kami sih sudah siap, tapi rotannya yang belum tersedia."