TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Muhammad Faisal mengatakan ada lima sektor yang berpotensi menjadi mesin utama pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2016. Yakni, industri manufaktur, komoditas kelapa sawit, sektor jasa, perbankan. dan pembangunan infrastruktur.
Menurut Faisal, industri tekstil, kulit, alas kaki, makanan dan minuman akan lebih prospektif dibanding tahun ini. "Sebab beragam paket kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah tahun ini baru akan terasa dampaknya di tahun mendatang," katanya dalam Core Economic Outlook 2016 di Jakarta, Rabu, 18 November 2015.
Industri sawit dan turunannya juga menjadi sektor kunci pertumbuhan ekonomi 2016. Berbagai kebijakan pemerintah untuk mendorong perkembangan industri ini diharapkan dapat mendorong peningkatan nilai tambah ekspor, dari sektor yang sebelumnya tergantung pada komoditas mentah ini.
Faisal juga merasa yakin terobosan yang dilakukan pemerintah untuk sektor pariwisata akan terasa tahun depan. CORE memprediksi jumlah wisatawan mancanegara pada 2016 akan mencapai 10,9-11,1 juta orang atau tumbuh 10-12 persen. "Faktor eksternalnya perbaikan ekonomi negara penyumbang wisatawan, dan implementasi MEA," tuturnya.
Faisal berujar, sektor jasa perbankan juga diprediksi tumbuh moderat meski tetap akan mengalami koreksi sektoral. Perbaikan aktifitas ekonomi, perubahan prioritas pembangunan serta gejolak pasar dunia, membuat kredit perbankan tumbuh antara 18-20 persen. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) berada di 13-15 persen.
Pembangunan infrastruktur besar-besaran pada 2016 mendatang juga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Baik lewat belanja pemerintah maupun stimulus masuknya investasi swasta ke berbagai sektor.
AHMAD FAIZ IBNU SANI