TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menjadi perbankan pemberi kredit terbesar untuk sektor kelautan dan perikanan, mencapai Rp 3 triliun hingga pertengahan November. "BRI punya engine machine yang kuat, jangkauannya luas," ujar Direktur Pengawasan Bank Otoritas Jasa Keuangan Slamet Edi Purnomo di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu, 18 November 2015.
Edi menuturkan, hingga akhir tahun, BRI diproyeksikan bisa menyalurkan kredit khusus sektor ini hingga Rp 4 triliun. Adapun pembiayaan BRI lebih berfokus pada sektor penangkapan ikan. "Setiap bank memang dibebaskan untuk memilih fokus pembiayaannya di mana," katanya.
Adapun rasio kredit macet (NPL) sektor kelautan dan perikanan, Edi berujar, sudah menurun cukup signifikan, yaitu sebesar 2,1 persen atau di bawah rata-rata industri sebesar 2,7 persen pada September. Sedangkan pertumbuhan kreditnya mencapai 12,5 persen atau di bawah rata-rata industri, yaitu 10 persen.
Edi menambahkan, perkembangan positif ini karena penetrasi jasa keuangan, khususnya perbankan, sudah semakin tinggi. "Jadi mereka tidak lagi memiliki persepsi risiko pembiayaan pada sektor kelautan dan perikanan tinggi."
Penyaluran kredit untuk sektor kelautan dan perikanan ini merupakan tindak lanjut dari program Jangkau, Sinergi, dan Guideline (Jaring), yang diluncurkan OJK bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 11 Mei 2015 di Takalar, Sulawesi Selatan. Tujuan program ini adalah meningkatkan akses masyarakat, khususnya nelayan dan pengusaha nelayan, pada jasa keuangan yang lebih luas sehingga dapat lebih sejahtera.
Terdapat delapan bank yang saat ini sudah berpartner untuk program ini, yaitu Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), Bank Danamon Indonesia, Bank Permata, Bank Bukopin, dan Bank Sulselbar. Adapun total pembiayaannya pada Desember 2014 mencapai Rp 10,8 triliun, dengan komitmen pertumbuhan pembiayaan hingga Desember 2015 sebesar Rp 7,2 triliun atau rata-rata tumbuh sebesar 66,2 persen dari total pembiayaan tahun lalu.
GHOIDA RAHMAH