TEMPO.CO, Jakarta - Pemacangan tiang perdana pembangunan ruas tol Pemalang—Batang direncanakan pada Desember mendatang demi mengejar target terselesaikannya seluruh ruas tol Trans Jawa pada 2018.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry Trisaputra Zuna mengatakan, pembangunan ruas tersebut selama ini terkendala oleh kesiapan lahan dan kapasitas investor. Akan tetapi, kedua kendala tersebut sejauh ini tengah diatasi dan sudah menemukan titik terang.
Menurutnya, jika proses akuisisi oleh PT Waskita Toll Road dari PT Pemalang Batang Toll Road selaku investor lama berjalan lancar, tol ini sudah dapat dimulai bulan depan.
Pasalnya, pemerintah pun sejauh ini telah mengupayakan pembebasan lahan. Adanya UU 2/2012 tentang Pembebasan Lahan bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum cukup efektif mempercepat pembebasan lahan.
“Kita tidak mau groundbreaking hanya untuk menyenangkan publik saja, sehingga harus dipastikan lahannya benar-benar siap. Kita bisa lakukan di Desember, karena kalau lahannya siap ya tidak ada salahnya,” katanya.
Meski begitu, menurut Herry, investor tetap dapat memulai pekerjaan di ruas tersebut tanpa harus menunggu pencanangan resmi. Dengan demikian, ketika grundbreaking dilakukan, sudah ada progres nyata di lapangan.
Direktur Utama PT Waskita Toll Road Herwidiakto mengatakan, pembebasan lahan di ruas Pemalang—Batang memang belum cukup signifikan. Akan tetapi, sejauh ini proses appraisal sudah berjalan lancar sehingga dapat diharapkan sebagian besar pembayaran uang ganti rugi lahan sudah dapat dilakukan pada Desember.
“Proses pembayaran sejauh ini memang masih minim, sehingga belum bisa konstruksi dalam waktu dekat. Tapi tetap bisa tahun ini, walau bukan di November, tapi Desember, karena pasti sudah banyak UGR yang dibayarkan,” katanya.
Selain itu, proses akuisisi 60% saham ruas tersebut dari PT Pemalang Batang Toll Road pun hingga saat ini masih berlangsung. Diriya menargetkan proses akuisisi melalui penandatanganan akta jual beli sudah dapat dilakukan akhir bulan ini.
Dalam kajian menyeluruh yang tengah berlangsung, dilakukan penghitungan ulang atas perencanaan bisnis ruas tersebut berdasarkan kondisi pasar saat ini, mengingat amandemen perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) terakhir ditantatangani 2011 lalu.
Tol Pemalang—Batang cukup strategis bagi Waskita sebab ruas tersebut akan melanjutkan ruas tol Kanci—Pejagan dan Pejagan—Pemalang yang telah diakusisi Waskita dari PT MNC Infrastruktur.
Tol Pemalang Batang telah diinisiasi sejak 2006 lalu, tetapi konstruksinya belum dimulai. Hingga pertengahan tahun ini, progres pembebasan lahan baru 1,86%.
Berdasarkan perhitungan 2014, biaya investasi tol sepanjang 39,2 km ini mencapai Rp4,08 triliun. Sementara itu, biaya konstruksi tol yang terbagi dalam dua seksi ini ditaksir mencapai Rp2,27 triliun dan biaya tanah Rp803 miliar.
Tingkat lalu lintas harian rata-rata di ruas tol ini nantinya diperkirakan mencapai 15.566 kendaraan per hari dengan tarif kendaraan golongan I ditetapkan Rp839/km. Masa konsesi ruas ini mencapai 45 tahun terhitung sejak surat perintah mulai kerja (SPMK) dikeluarkan. SPMK saat ini belum dikeluarkan.