TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan negara-negara anggota G-20 sepakat mengadalkan ekonomi domestik untuk menghadapi krisis ekonomi global yang sudah akut. Hal ini disampaikan dalam Working Session I pada pertemuan G20 di Antalya, Turki, Senin waktu Indonesia.
"Salah satu caranya adalah dengan menggerakkan perekonomian domestik, seperti halnya yang dilakukan oleh Tiongkok, Indonesia dan banyak negara lainnya," kata Bambang di Antalya, Turki seperti dikutip Tim Komunikasi Presiden, Senin, 16 November 2015.
Dalam working session pertama KTT G-20, Bambang mengatakan negara-negara maju dan negara berkembang sepakat bahwa perlambatan ekonomi global harus segera diatasi. Negara anggota G-20 menyatakan perlambatan ekonomi sudah mengkhawatirkan, ditandai anomali bahwa tingkat pertumbuhan volume perdagangan ternyata di bawah tingkat pertumbuhan ekonomi itu sendiri.
"Biasanya, pertumbuhan perdagangan itu di atas tingkat pertumbuhan PDB," kata Bambang. Dalam pertemuan itu, akhirnya disepakati bahwa tiap negara harus mengandalkan ekonomi domestik agar krisis segera teratasi.
Bambang mengatakan dalam sesi bertema "Inclusive Growth: Global Economy, Growth Strategies, Employmet and Investment Strategies," itu negara anggota G20 juga membahas prediksi IMF mengenai pertumbuhan ekonomi dunia.
Bambang mengatakan IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia hanya mencapai 3,1 persen. "Lebih rendah dibanding tahun lalu sebesar 3,3 persen. Meskipun 2016 ada perkiraan pertumbuhan yang lebih baik sekitar 3,6 persen," kata Bambang.
KTT G-20 dilaksanakan di Antalya, Turki dan bertemakan "Ensuring Inclusive and Robust Growth through Colletive Action pada Ahad kemarin. Setelah mengikuti KTT G-20, Jokowi langsung kembali ke Indonesia dan dijadwalkan kembali ke tanah air pada Senin malam. Sejumlah menteri yang mendampingi yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.
ANANDA TERESIA