TEMPO.CO, Jakarta - Petral bukan satu-satunya persoalan yang membelit Pertamina. Perusahaan minyak dan gas pelat merah ini juga disorot atas sejumlah rencana investasi mereka yang dituding "proyekan".
1. Proyek tangki BBM
September 2015, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli menyebut proyek senilai US$ 2,4 miliar atau sekitar Rp 34,4 triliun ini ditunggangi pihak-pihak yang mencari keuntungan pribadi.
Baca: Skandal Petral, Begini Cara Mafia Akal-akali Tender Minyak
Pertamina membantah dan mengoreksi bahwa nilai proyek itu hanya US$ 1,4 miliar. "Ini menyambut keinginan pemerintah soal peningkatan ketahanan penyimpanan BBM dari 18 hari menjadi 20 hari, bahkan sampai 30 hari," kata juru bicara Pertamina, Wianda Pusponegoro.
2. CSR proyek mobil listrik
Pertamina, Perusahaan Gas Negara, dan Bank Rakyat Indonesia terseret dalam kasus dugaan korupsi pengadaan 16 unit mobil listrik yang diinisiasi Dahlan Iskan ketika masih menjabat Menteri Badan Usaha Milik Negara. Pada 2013, ketiganya urunan dana sebesar Rp 32 miliar dari program sponsorship dan CSR. Kini kejaksaan menyidik kasus ini karena diduga merugikan negara, salah satunya karena program itu tak sepenuhnya terealisasi.
Baca: Skandal Petral, Inilah MR, Mister Untouchable di Era SBY
Pertamina mengklaim CSR untuk mobil listrik sesuai dengan aturan. "Kami tentunya melalui tahapan prosedur, mengacu pada ketentuan perusahaan," ucap Wianda, Juni lalu.
3. BBM bersubsidi selundupan
Pertamina kerap dituding mengetahui dan mendiamkan adanya kebocoran BBM bersubsidi. Beberapa kali kasus ini terungkap dan melibatkan oknum pejabat Pertamina di daerah dan mitra swasta dalam distribusi. Kasus terakhir terungkap pada tahun lalu, yang diduga melibatkan supervisor senior di terminal BBM Pertamina Tanjung Uban, Batam. Namun Pertamina selalu membantah dan menjamin tak ada kebocoran dalam penyaluran BBM bersubsidi.
4. Kongkalikong kontrak tanker
Sejumlah petinggi Pertamina diduga terlibat dalam dugaan kongkalikong perpanjangan kontrak sewa Ekaputra, tanker pengangkut gas alam cair milik Humpuss, pada 2010. Negara diduga merugi lantaran harga sewa yang harus dibayar Pertamina melambung. Kasus ini sempat diperiksa KPK, tapi belum diketahui kelanjutannya.
Baca: Skandal Petral, Faisal Basri, Mafia Migas, & Akal-akalan Itu
Pertamina membantah adanya kongkalikong itu. "Ini murni upaya optimalisasi bisnis Pertamina," tutur juru bicara Pertamina saat itu, Mochamad Harun.
AGOENG WIJAYA
Berita Menarik
Pria Ini Tinggal di Kandang Domba, Hidup dari Barang Bekas
Memilukan, Keluarga Ini 7 Tahun Hidup di Kandang Ayam