Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Hal yang Bikin Indonesia Susah Maju Versi Rizal Ramli

Editor

Sugiharto

image-gnews
Murid SMP Al Ma'soem menemui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman & Sumber Daya, Rizal Ramli, yang akan menyampaikan kuliah umum di Yayasan Al Ma'soem, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 11 November 2015.  TEMPO/Prima Mulia
Murid SMP Al Ma'soem menemui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman & Sumber Daya, Rizal Ramli, yang akan menyampaikan kuliah umum di Yayasan Al Ma'soem, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 11 November 2015. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO , Bandung - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli kembali memunculkan pernyataan menohok. Sebelumnya, dia menyentil Wakil Presiden Jusuf Kalla, Direktur Utama PT Pelindo II R.J. Lino, dan PT Freeport.

Sekarang, dia mengatakan Indonesia susah maju. Hal itu terjadi karena terbebani tiga hal, yakni, feodalisme, primordialisme, dan maraknya korupsi.

"Tidak mungkin suatu negara maju kalau masih menganut sistem feodalisme," katanya dalam kuliah umum bertajuk "Langkah Terobosan dan Kebijakan Rizal Ramli untuk Indonesia" di kampus Al Ma'soem, Jatinangor, Sumedang, Selasa, 10 November 2015.

Rizal lantas menerangkan, muda-mudi penerus bangsa susah berkembang karena kedua kakinya terbelenggu oleh ruang primordialisme. Primordialisme adalah semacam paham kesukuan yang berlebihan sehingga menghapuskan makna nation yang diyakini menjadi pemersatu bangsa. "Kakinya dibebani pikiran sempit primordialisme yang mengkotakkan Indonesia oleh suku dan agama."

Menurut dia, Indonesia adalah negeri kaya yang sumber daya alamnya tak terhingga. Pada awal Orde baru, Indonesia memiliki hutan yang paling bagus, hijau, dan luas, sama dengan Brasil. Karena tak memiliki strategi nilai tambah, hutan tersebut hilang begitu saja. Nyaris habis dan rakyatnya mendapat paling sedikit. "Kita jadi missing oportunity karena tidak punya strategi sustainability (keberlanjutan)," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rizal kembali mengungkit soal tamabang emas Freeport di Papua. Dia menyatakan Indonesia kurang mampu melakukan negosiasi sehingga merugikan rakyat Indonesia. Maka, Rizal berjanji melakukan renegosiasi soal pertambangan PT Freeport. "Kalau Freeport menolak, tolong kembalikan kontrak karyanya. Tapi saya cukup yakin kalau Freeport bakal mau mengambil renegosiasi itu," katanya.

Menurut dia, pada masa lalu Indonesia kurang paham dan kurang cekatan dalam renegosiasi. Tapi sekarang adalah momentum negosiasi untuk bisa mengambil manfaat sebesar-besarnya untuk rakyat Indonesia.

AMINUDIN AS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

18 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.


Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

25 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi dengan pengunjung di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. ANTARA/Budi Candra Setya
Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?


Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

26 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?


4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

28 hari lalu

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di pinggir jalan. (ANTARA)
4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?


Sebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah

30 hari lalu

Presiden Jokowi memberi keterangan usai Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri pada Rabu 28 Februari 2024 di Gedung Ahmad Yani Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. TEMPO/Daniel A. Fajri
Sebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah

Presiden Jokowi mengatakan bahwa perekonomian Indonesia cukup kokoh di tengah ketidakpastian global.


Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

41 hari lalu

Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menunjukkan surat suara pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di TPS 02 Desa Kanekes, Lebak, Banten, Rabu, 14 Februari 2024. Dilarangnya penggunaan listrik di wilayah adat Suku Badui tersebut membuat perhitungan surat suara Pemilu 2024 pada malam hari hanya menggunakan senter. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.


Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

43 hari lalu

Anggota KPPS dalam proses  penghitungan kertas surat suara untuk presiden dan wakil presiden dalam pemilu 2024 di TPS 59 Kelurahan Bedahan Depok, 14 Februari 2024. Pasangan Prabowo-Gibran memenangi perolehan suara di TPS ini 220 suara, Anies-Muhaimin dengan 100 Suara dan pasangan Ganjar-Mahfud dengan 23 Suara dan 1 suara tidak sah. TEMPO/Amston Probel
Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

Seluruh petugas KPPS yang kelelahan tersebut ada yang mendapatkan perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Bandung.


Rekomendasi 8 Hotel Kapsul Murah Di Bandung

44 hari lalu

Hotel kapsul Bobobox di Hotel Nyland Cipaganti, Bandung, Jawa Barat. Sumber: Booking.com
Rekomendasi 8 Hotel Kapsul Murah Di Bandung

Terdapat sejumlah hotel kapsul dengan harga miring di Bandung. Saat liburan selalu penuh.


Antisipasi Hujan, Pemkot Bandung Siapkan 736 Sekolah Dijadikan TPS

44 hari lalu

Ilustrasi pemilu. REUTERS
Antisipasi Hujan, Pemkot Bandung Siapkan 736 Sekolah Dijadikan TPS

Penjabat Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono menyampaikan terdapat beberapa TPS yang berada di wilayah potensi titik banjir.


Kota Bandung Tertibkan Jaringan Kabel Fiber Optik Udara Mulai Juni 2024

52 hari lalu

Pejalan kaki melintas di antara kabel fiber optik yang berada di jalur pedestrian, kawasan Kramat Raya, Jakarta, Senin, 11 November 2019. ANTARA
Kota Bandung Tertibkan Jaringan Kabel Fiber Optik Udara Mulai Juni 2024

Pemkot Bandung bekerja sama dengan PT Bandung Infra Investasma (BII) dan PT Jaringan Pintar Bersama (JBB) untuk menertibkan kabel fiber optik.