TEMPO.CO , Bandung - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli kembali memunculkan pernyataan menohok. Sebelumnya, dia menyentil Wakil Presiden Jusuf Kalla, Direktur Utama PT Pelindo II R.J. Lino, dan PT Freeport.
Sekarang, dia mengatakan Indonesia susah maju. Hal itu terjadi karena terbebani tiga hal, yakni, feodalisme, primordialisme, dan maraknya korupsi.
"Tidak mungkin suatu negara maju kalau masih menganut sistem feodalisme," katanya dalam kuliah umum bertajuk "Langkah Terobosan dan Kebijakan Rizal Ramli untuk Indonesia" di kampus Al Ma'soem, Jatinangor, Sumedang, Selasa, 10 November 2015.
Rizal lantas menerangkan, muda-mudi penerus bangsa susah berkembang karena kedua kakinya terbelenggu oleh ruang primordialisme. Primordialisme adalah semacam paham kesukuan yang berlebihan sehingga menghapuskan makna nation yang diyakini menjadi pemersatu bangsa. "Kakinya dibebani pikiran sempit primordialisme yang mengkotakkan Indonesia oleh suku dan agama."
Menurut dia, Indonesia adalah negeri kaya yang sumber daya alamnya tak terhingga. Pada awal Orde baru, Indonesia memiliki hutan yang paling bagus, hijau, dan luas, sama dengan Brasil. Karena tak memiliki strategi nilai tambah, hutan tersebut hilang begitu saja. Nyaris habis dan rakyatnya mendapat paling sedikit. "Kita jadi missing oportunity karena tidak punya strategi sustainability (keberlanjutan)," ujarnya.
Rizal kembali mengungkit soal tamabang emas Freeport di Papua. Dia menyatakan Indonesia kurang mampu melakukan negosiasi sehingga merugikan rakyat Indonesia. Maka, Rizal berjanji melakukan renegosiasi soal pertambangan PT Freeport. "Kalau Freeport menolak, tolong kembalikan kontrak karyanya. Tapi saya cukup yakin kalau Freeport bakal mau mengambil renegosiasi itu," katanya.
Menurut dia, pada masa lalu Indonesia kurang paham dan kurang cekatan dalam renegosiasi. Tapi sekarang adalah momentum negosiasi untuk bisa mengambil manfaat sebesar-besarnya untuk rakyat Indonesia.
AMINUDIN AS