TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Asmawi Syam mengatakan ingin melakukan revaluasi asetnya sebelum akhir tahun ini. "Kenaikan CAR (rasio kecukupan modal) akibat revaluasi tersebut diproyeksikan bisa antara satu hingga dua persen," ujarnya saat ditemui di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa, 10 November 2015.
Menurut Asmawi, saat ini aset tetap yang akan direvaluasi atau dinilai ulang senilai Rp 2 triliun. Setelah direvaluasi, diprediksi akan meningkat menjadi Rp 8 triliun. "Jadi ada tambahan modal Rp 6 triliun," katanya.
Asmawi berujar, revaluasi aset akan dilakukan oleh pihak appraiser (penilai) internal. Hal ini dengan pertimbangan, jika menggunakan appraisal, publik dikhawatirkan membutuhkan biaya yang lebih mahal.
Asmawi menuturkan revaluasi aset juga diharapkan mampu meningkatkan laba perusahaan, yang kemudian akan menambah pembayaran dividen dan pajak kepada negara. Dengan demikian, leverage BRI bisa meningkat seiring dengan peningkatan laba. "Kalau laba meningkat, kami akan tambah bayar dividen dan pajak ke negara. Jadi ini siklus yang baik," kata Asmawi.
BRI saat ini terus meningkatkan kecukupan permodalan (CAR) nya di atas 20 persen. BRI juga berfokus menjaga pertubuhan agar tetap stabil, meski tidak seagresif tahun sebelumnya. Salah satunya adalah menjaga rasio kredit macet (NPL) di bawah 5 persen dan cadangan untuk kredit macet di atas 150 persen .
Tahun depan, BRI berharap kondisi sudah lebih stabil dan memiliki target untuk meningkatkan profit hingga 5 persen.
GHOIDA RAHMAH