TEMPO.CO, Jakarta - Riset teknologi dari luar negeri perlu dicermati untung-ruginya bagi Indonesia, termasuk Proyek Balon Internet Google yang akan diuji coba di Indonesia. Demikian disampaikan Direktur Riset, Teknologi Informasi, dan Komunikasi BPPT Dr Michael Andreas Purwoadi.
"Semua riset di Indonesia harus dicermati apakah nantinya tidak merugikan pemerintah dan rakyatnya dari sisi ekonomi. Bagaimana dari sisi keamanan?" kata Michael di sela Seminar "Network Security Operation, Tantangan Kini dan Masa Depan serta Solusinya" di Jakarta, Senin, 10 November 2015.
Ia mencontohkan, Cina pernah meminta izin meluncurkan satelitnya dari Indonesia tapi harus ada kapal-kapal yang masuk ke perairan Indonesia, sehingga perlu dicermati dampaknya bagi keamanan informasi dan komunikasi dalam negeri. “Demikian pula proyek balon Google yang akan diuji coba di Indonesia selama setahun pada 2016 dan diterbangkan ribuan kilometer ke angkasa dengan monitor pergerakan angin dan peralatan lainnya, serta pemakaian frekuensi milik operator di Indonesia,” ujarnya.
Meski demikian, Michael juga memandang positif riset yang dilakukan oleh Google tersebut. Sebab, proyek Loon akan mampu memberikan akses kepada belasan ribu pulau yang terpencar dan terpencil di Indonesia untuk terhubung dengan Internet.
Cara kerjanya, ujar dia, BTS (base transceiver station) yang dimiliki operator di Indonesia mengirim sinyal ke balon Google. Kemudian balon tersebut akan memancarkan koneksi sinyal Internet kepada pengguna ponsel di daratan.
Baca Juga:
"Kalau menggunakan fiber optik seperti teknologi yang ada sekarang sangat mahal, tidak mungkin menjangkau setiap pulau yang ada di Indonesia," katanya.
Vice President Project Loon Google Mike Cassidy sebelumnya mengatakan Project Loon-nya dalam waktu dekat akan meluncurkan ribuan balon untuk menyediakan akses Internet dari angkasa, di mana balon-balon tersebut juga diterbangkan di kawasan tropis seperti Indonesia. Jika uji coba balon Google berhasil, pada masa depan, layanan Loon akan ditawarkan kepada para penyedia layanan Internet, baik di Indonesia maupun dunia.
Dalam seminar tersebut, BPPT juga menguji coba Next Generation Firewall, yang merupakan sistem keamanan dengan kemampuan identifikasi lalu lintas Internet secara detail dibandingkan dengan firewall yang ada saat ini.
ANTARA