TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara mengajak pelanggan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yang tidak terkena pemadaman listrik pascarobohnya tujuh tower di Palangkaraya ikut menghemat listrik di rumahnya. Salah satu caranya dengan mematikan dua buah lampu yang tidak digunakan.
"Ini sangat signifikan mengurangi kekurangan daya listrik yang terjadi akibat tower transmisi roboh," kata pelaksana tugas Satuan Komunikasi Korporat PLN, Bambang Dwiyanto, dalam siaran pers tertulis, Senin, 9 November 2015.
Bambang mengatakan saat ini beban puncak listrik di Kalimantan Tengah sebesar 95 MW. Adapun sekitar 40-45 MW beban tersebut dipasok dari Kalimantan Selatan melalui jaringan transmisi Banjarmasin–Palangkaraya.
Seperti diketahui, hujan deras disertai angin kencang terjadi di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu malam, 7 November 2015. Hal ini mengakibatkan robohnya tujuh tower transmisi listrik yang berlokasi di Kecamatan Jekanraya, Palangkaraya. Ketujuh tower tersebut yakni tower nomor 359, 360, 361, 362, 363, 364, dan 365.
Menurut Kepala BMKG Palangka Raya I Wayan Mustika Kasmet, kecepatan angin yang terjadi pada Sabtu malam mencapai 61.2 kilometer per jam, akibat dari pergerakan awan comulunimbus disertai tekanan arus angin ke bawah yang sangat kuat.
Robohnya tujuh tower transmisi listrik ini menyebabkan beberapa daerah di Palangkaraya mengalami pemadaman listrik. Hingga kini 108 orang diterjunkan untuk membangun tower darurat. PLN menargetkan pembangunan menara listrik darurat ini bakal segera beroperasi dalam waktu lima hari lagi.
AYU PRIMA SANDI