TEMPO.CO, Balikpapan - Bank Indonesia Cabang Balikpapan memprediksi pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) di wilayah tersebut maksimal hanya berkisar 4 persen. Pertumbuhan ini masih sesuai asumsi pertumbuhan ekonomi nasional yang dipatok di bawah 5 persen akibat melambatnya perekonomian global saat ini.
“Maksimal hanya bisa tumbuh 4 persen saja, itu sudah lumayan,” kata Kepala BI Cabang Balikpapan, Suhatman Tabrani, Senin, 9 November 2011.
Suhatman menilai, Balikpapan juga terdampak langsung lesunya perekonomian global. Sektor industri pertambangan, minyak gas, dan perkebunan di Balikpapan sudah mulai merasakan turunnya harga pasar dunia produk batu bara, minyak bumi, dan minyak sawit (crude palm oil).
Tahun-tahun sebelumnya, perekonomian Balikpapan relatif stabil dengan rata-rata pertumbuhan PDRB dengan migas mencapai angka 4,6 persen per tahun. Adapun pertumbuhan PDRB tanpa migas malah bisa mencapai angka 6,8 persen per tahun. “Persentase itu rata-rata pertumbuhan PDRB selama 4 tahun terakhir di Balikpapan,” ujar Suhatman.
Industri pengolahan minyak Balikpapan masih mendominasi PDRB sebesar 49,6 persen yang disusul industri konstruksi, transportasi pergudangan, perdagangan hotel, jasa keuangan, informasi dan komunikasi, penyedia akomodasi makan minum, real estate, dan lain lain. Menurut Suhatman, sektor industri pengolahan minyak Pertamina ini menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi Balikpapan.
Sehubungan itu, BI Balikpapan memprediksi, melambatnya ekonomi ini berdampak negatif terhadap gelombang pemutusan hubungan kerja di hampir seluruh sektor lokal setempat. Gelombang PHK ini bukan hanya terjadi di Balikpapan, melainkan juga di seluruh kota/kabupaten. “Dampaknya sudah terasa ada PHK di perusahaan Balikpapan,” ungkapnya.
Suhatman menyatakan, pemerintah Balikpapan harus mendorong stimulus lewat proyek-proyek anggaran daerah. Proyek daerah ini nantinya yang akan merangsang pertumbuhan ekonomi berbagai sektor industri.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Balikpapan menyebutkan, ada sebanyak 2.743 karyawan setempat yang terkena PHK dari perusahaannya. Sebanyak 152 perusahaan Balikpapan dilaporkan sudah merumahkan karyawannya akibat pelemahan harga batu bara, minyak mentah, dan kelapa sawit.
Pemkot Balikpapan bahkan sudah berencana membangun kampung PHK yang peruntukannya memberikan pelatihan dan keterampilan pada para pencari kerja ini. Kampung PHK juga akan disinergikan dengan Balai Latihan Kerja (BLK). Kampung PHK diharapkan mampu meningkatkan kemampuan wirausaha pekerja Balikpapan yang terkena PHK.
SG WIBISONO