TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Pariwisata Bali mencatat kerugian sekitar Rp 45 miliar di sektor pariwisata akibat erupsi Gunung Barujari di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Kurang lebih, hampir Rp 45 miliar kerugian akibat buka-tutup (bandara) ini," kata Kepala Dinas Pariwisata Bali Agung Yuniartha setelah seminar kajian promosi pariwisata di Kuta, Kabupaten Badung, Senin, 9 November 2015.
Ia menjelaskan, sejak bandara dibuka-tutup pada Selasa, 3 November 2015 pukul 19.30 Wita hingga Senin pagi, ada sekitar 25 ribu wisatawan mancanegara membatalkan kunjungan ke Bali. Akibatnya, pesanan hotel mereka pun dibatalkan.
Selain itu, beberapa kegiatan internasional yang dijadwalkan berlangsung di Pulau Dewata selama kurun waktu itu juga dibatalkan. "Pariwisata merugi secara menyeluruh. Ada pemesanan hotel yang sudah disiapkan, dibatalkan. Kurang lebih per hari kehilangan US$ 1.500," kata dia.
Selama penutupan bandara, sedikitnya 692 jadwal penerbangan domestik dan mancanegara dibatalkan dan mengakibatkan puluhan ribu calon penumpang telantar di Bali.
Sampai saat ini, maskapai penerbangan internasional, seperti Jetstar dan Virgin Australia, masih membatalkan penerbangan dari dan ke Bali meski bandara setempat sudah dibuka kembali.
Sementara, penerbangan domestik dari Bali sudah beroperasi normal kecuali yang bertujuan ke Lombok karena Bandara Internasional Lombok masih ditutup.
ANTARA