TEMPO.CO, Surabaya - Pertumbuhan industri e-commerce alias bisnis online di Indonesia semakin cemerlang. Sebagai salah satu dari sepuluh negara dengan sokongan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terbesar, online marketplace Tanah Air pun turut menikmati geliat pertumbuhan itu.
Sejak berdiri pada 2011, Bukalapak mengklaim sebagai yang terbanyak menggandeng UMKM untuk berbisnis secara online. “Lima tahun berdiri, 500 ribu UMKM telah bergabung dengan Bukalapak,” kata CEO Bukalapak.com Achmad Zaky dalam acara Munas Khusus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia di Surabaya, Sabtu, 7 November 2015.
Menurut Zaky, pendapatan para pelaku UMKM itu rata-rata Rp 5 juta per bulan dengan pertumbuhan sekitar 2 kali lipat tiap tahun.
Setiap hari, situs Bukalapak diakses dua juta pengunjung. Itu membuat Bukalapak menduduki peringkat ke-12 sebagai website Indonesia yang sering diakses berdasarkan situs pemeringkat web global, Alexa. “Saat ini kami menyediakan lebih dari 1,25 juta produk dengan penambahan 80 ribu produk setiap hari. Nilai transaksi rata-rata Rp 8 miliar,” ujar Zaky.
Dalam sebulan, Bukalapak mampu membukukan kenaikan transaksi 20 persen. Bahkan, sejak awal 2015, omzetnya telah tumbuh empat-lima kali lipat.
Baca Juga:
Peningkatan tajam itu, tutur Zaky, tak lepas dari jumlah pembeli online yang ditopang demografi masyarakat Indonesia yang besar. Masyarakat Indonesia sebagian besar ialah kaum muda yang aktif dengan umur rata-rata 28 tahun.
“Generasi muda berbeda dengan tua. Mereka lebih familiar dengan Internet dan menggunakannya tidak hanya untuk terhubung dengan teman-teman, tapi juga berbelanja. Ini yang akan menumbuhkan e-commerce di Indonesia,” kata Zaky.
Saat ini telepon seluler telah menjadi kebutuhan. Di Indonesia, diperkirakan tiga juta telepon seluler terjual setiap bulan. “Orang sekarang rela enggak makan demi beli paket data Internet. Ini sebenarnya peluang bagi generasi muda.”
ARTIKA RACHMI FARMITA