TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 7 persen, perlu adanya pendanaan alternatif untuk sektor infrastruktur utama yang dianggap penting.
“Hal ini bisa dicapai melalui kemitraan antara pemerintah dan swasta untuk mengatasi kekurangan dana, termasuk kesiapan pembayaran dan pinjaman langsung, serta skema berbasis pencapaian tahunan,” katanya dalam rilis penutupan Indonesia Infrastructure Week (IIW) 2015 pada Jumat, 6 November 2015.
Menurut Darmin, pejabat pemerintah dan pelaku bisnis bisa berkolaborasi dalam penerapan skema tersebut. Dalam sebuah sesi diskusi bersama para investor pun, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sempat menyatakan dukungannya untuk investor dengan menyediakan kemudahan kepemilikan dan keringanan pajak.
Investor asal Cina sebagai peserta utama dalam IIW 2015 sangat ingin berkolaborasi dengan pebisnis Indonesia. Hal ini tampak dari komitmen mereka yang menyewa lokasi seluas 2.000 meter persegi untuk ruang pameran IIW.
CEO of Infrastructure Asia Alan Solow mengaku akan melanjutkan kerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam menyediakan platform strategis. Dengan platform ini, investor dan pelaku bisnis dapat bertemu dan menentukan proyek mana yang dapat dijalankan bersama. “Kami lihat ketertarikan investor akan terus bertambah tahun depan,” ujar Alan.
IIW 2015, yang diadakan pada 4-6 November 2015, nyatanya telah berhasil menarik lebih dari 12 ribu pengunjung dan 200 ekshibitor. Acara ini juga berhasil menyatukan semua pemangku kepentingan untuk mengatasi isu yang ada, juga memutuskan area yang mampu ditingkatkan pengembangannya.
Tahun 2016 nanti, pemerintah memproyeksikan IIW untuk melayani lebih banyak investor, perwakilan pemerintah, dan semua profesional yang berhubungan dengan infrastruktur.
YOHANES PASKALIS