TEMPO.CO, Jakarta - Meski memiliki aturan yang ketat ditambah isu pelanggaran hak asasi manusia, sektor pariwisata Korea Utara terus menggeliat seiring peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara setiap tahun.
Pada 2005, jumlah wisatawan asal negara Barat yang berkunjung ke negara komunis itu hanya ratusan. Sekarang angka itu naik menjadi 5.000 kunjungan per tahun, tidak termasuk sekitar 100 ribu wisatawan asal Cina.
Data tersebut diperoleh dari berbagai biro perjalanan wisata yang mulai tertarik mempromosikan sejumlah destinasi wisata di negara tersebut, seperti dilansir Channelnewsasi.com, Kamis, 5 November 2015.
Wisatawan seperti desainer situs web, Fann Saw, dan suaminya mengaku tertarik berkunjung ke negara tersebut meski sektor pariwisatanya masih terbatas. Tahun lalu, mereka masing-masing membayar sekitar US$ 2.000 untuk perjalanan selama 12 hari dari Malaysia. Tahun ini, mereka masing-masing membayar lebih dari US$ 1.000 untuk mengunjungi Pyongyang selama lima hari. “Saya kira sektor pariwisata merupakan cara cepat negara itu menghasilkan uang,” ujar Profesor Cheng Xiaohe, dosen di Renmin University of Cina.
Dia menyebut Korea Utara masih menghadapi sanksi ekonomi dari Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang. Hal itu menjadikan ekonomi negara itu sulit berkembang.
BISNIS