TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga tahun ini sebesar 4,73 persen (year on year). “Angka ini lebih bagus dari kuartal kedua,” kata Deputi Neraca dan Analisis Statistik BPS Suharyanto di kantornya, Kamis, 5 November 2015. Angka ini memang meningkat tipis dari pertumbuhan ekonomi kuartal sebelumnya 4,67 persen.
Suharyanto mengatakan ada beberapa hal yang melatarbelakangi angka pertumbuhan ekonomi tersebut. Dari sisi global, perekonomian global pada kuartal ketiga masih melambat dan pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang Indonesia cenderung melemah.
Kinerja sejumlah negara mitra dagang Indonesia yang masih melambat di antaranya terlihat dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat turun dari 2,7 persen ke 2,0 persen. Ekonomi Cina juga melemah dari 7 persen ke 6,9 persen dan pertumbuhan ekonomi Singapura turun dari 1,7 persen ke 1,4 persen.
Dari sisi domestik, inflasi year on year masih cukup tinggi yakni 6,83 persen. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga disebut masih melemah pada kuartal ketiga ini.
Adapun salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga ini adalah belanja pemerintah yang mulai meningkat. BPS mencatat belanja barang dan belanja modal telah mencapai 34,28 persen dan 58,10 persen. Namun realisasi penerimaan pajak selama kuartal ketiga tersebut turun.
Sebelumnya, ekonom dari Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih, mengatakan pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga tahun ini didorong oleh proyek pemerintah yang mulai terealisasi. Realisasi ini, kata dia, tampak dari berkurangnya jumlah rekening pemerintah di Bank Indonesia. “Ini bisa jadi meningkatkan pencairan kredit,” kata Lana ketika dihubungi kemarin.
TRI ARTINING PUTRI