TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menjanjikan proses perizinan industri minyak dan gas selesai menjelang 2016. Dirjen Migas I Gusti Nyoman Wiratmadja berkomitmen akan memangkas jumlah perizinan yang semula berjumlah ratusan jenis menjadi puluhan saja.
“Kami menyederhanakan perizinan industri migas karena perizinan untuk sektor hulu migas itu lebih dari 300 jenis perizinan. Perizinan pada level Direktorat Jenderal Migas, yang semula 100 jenis, akan kami sederhanakan menjadi 42 jenis,” katanya di sela acara peresmian produksi perdana Lapangan Bukit Tua dan Lapangan Kepodang di Gresik, Rabu, 4 November 2015.
Wiratmadja mengungkapkan, sampai 2016, pihaknya akan terus melakukan penyederhanaan hingga semua perizinan itu cukup empat jenis izin saja. Untuk itu, ia mengimbau agar pemerintah daerah dan instansi terkait mewujudkan upaya penyederhanaan izin. “Ini untuk mendukung industri migas karena ujung-ujungnya masyarakat kita yang akan menikmati, seperti ketersediaan lapangan kerja dan lain-lain,” kata dia.
Di sisi lain, penyederhanaan tata kelola gas dan minyak juga dilakukan. Wiratmadja mengatakan Kementerian ESDM telah merevisi beberapa Peraturan Menteri, seperti Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2015 tentang Unit Pengelola Reformasi Birokrasi.
“Permen baru ini untuk mendorong eksplorasi dan produksi gas nonkonvensional, yang potensinya jauh lebih besar dibandingkan gas konvensional.”
Ia mengakui, perkembangan produksi dan belanja migas tengah mengalami penurunan. Penyebabnya ialah faktor penurunan secara alami serta minimnya penemuan-penemuan cadangan minyak baru dalam 15 tahun terakhir. “Selesainya Lapangan Bukit Tua dan Lapangan Kepodang ini berita yang menggembirakan industri migas di Indonesia.”
Petronas Indonesia hari ini memulai produksi perdana dua proyek minyak dan gas terbesarnya di Indonesia, yakni Lapangan Bukit Tua dan Lapangan Kepodang.
Peresmian produksi pertama kedua lapangan itu dilakukan di fasilitas penerimaan darat (ORF), Gresik, Jawa Timur.
Target produksi puncak Bukit Tua diharapkan mencapai 20 ribu barel minyak per hari dan 50 standar juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD). Sedangkan, lapangan gas Kepodang diproyeksikan menyuplai 116 standar juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD).
ARTIKA RACHMI FARMITA