TEMPO.CO, Jakarta - Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) siap memberikan pinjaman untuk pembangunan infrastruktur Indonesia. Menurut Presiden AIIB Jin Liqun, Indonesia sangat mendukung keberadaan lembaganya.
"Saya yakin ini menjadi tugas kami untuk membantu dengan dukungan finansial," kata Jin usai kunjungannya ke Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu, 4 November 2015.
Dukungan finansial yang diberikan AIIB, ujar Jin, dapat digunakan, misalnya, untuk pembangunan jalan. Menurut dia, pembangunan infrastruktur menjadi landasan pertumbuhan perekonomian nasional.
"Pembangunan infrastruktur bagus untuk keuntungan jangka panjang negara Anda," katanya. Jin meneruskan, AIIB mencoba berkolaborasi dengan pemerintah Indonesia, masyarakat, dan lingkungan. "Kami yakin bisa melakukannya dengan baik."
Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Lukita Dinarsyah Tuwo menjelaskan, AIIB siap memberikan pinjaman untuk proyek yang siap digarap. "Siap dalam arti masalah tanah clear, penilaian lingkungan jelas, dan tidak ada masalah isu sosial," katanya.
Baca Juga:
Menurut Lukita, AIIB bisa memberikan pinjaman untuk proyek infrastruktur, seperti kereta api, bandara, pelabuhan, listrik, dan transmisi. Namun, AIIB belum menyebutkan besaran pinjaman yang akan mereka berikan. "Mereka tidak sebut, yang pasti siap menjadi prioritas," ujar Lukita.
Meskipun AIIB menawarkan pinjaman, Lukita menjelaskan Komite Percepatan Pembangunan Infrastruktur Prioritas masih harus menyeleksinya. Sebab, ia meneruskan, peminjaman bisa berasal dari multilateral, bilateral, ataupun public private partnership. "Ini hal yang dibahas dulu," ujarnya.
Selain itu, dilihat pula dari sisi persyaratan dan bunga pinjaman. Yang pasti, Lukita meneruskan, AIIB menjanjikan proses peminjaman yang cepat. "Mereka lembaga baru dengan semangat percepatan proses tanpa mengabaikan pemerintah," katanya.
SINGGIH SOARES