TEMPO.CO, Jakarta - Membaiknya perekonomian mulai terlihat pada kuartal ketiga tahun ini. Sejumlah indikator, seperti inflasi, penyaluran kredit, dan realisasi investasi terus menunjukkan peningkatan.
Nilai tukar rupiah yang sempat jeblok hingga hampir menembus 15 ribu per dolar AS pada bulan lalu belakangan menguat. Pertumbuhan ekonomi diprediksi juga membaik. Setidaknya ada tiga indikasi penting keadaan ekonomi saat ini:
1. Nilai tukar rupiah
Setelah berbulan-bulan didera oleh gonjang-ganjing nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, kini masyarakat bisa sedikit bernapas lega. Nilai tukar rupiah per dolar AS pada 4 November 2015 sebesar Rp 13.461. Angka ini relatif rendah dibanding bulan-bulan sebelumnya yang berada di atas 14 ribu per dolar AS.
2. Penyaluran kredit dan investasi
Data teranyar Bank Indonesia tentang perkembangan uang beredar per September 2015 menyebutkan kredit per September tumbuh 10,9 persen ketimbang bulan sebelumnya 10,8 persen. "Peningkatan pertumbuhan kredit utamanya terjadi pada kredit modal kerja dan kredit investasi," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara, 4 November 2015.
Penyaluran kredit mulai meningkat pada triwulan ketiga 2015. Jika pada triluwan pertama dan kedua masing-masing sebesar Rp 3.713 triliun dan Rp 3.861 triliun, pada triwulan ketiga mencapai Rp 3.916 triliun (angka per Agustus 2015). Demikian pula investasi, secara berturut-turut angka pada tiga triwulan terakhir adalah Rp 124,6 triliun, Rp 135,1 triliun, dan Rp 140,3 triliun.
3. Pertumbuhan ekonomi
Angka pertumbuhan ekonomi, meskipun sempat turun pada kuartal kedua ke level 4,67 persen, diyakini bakal membaik. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, pada kuartal ketiga tahun ini ekonomi bisa melaju hingga 4,85 persen di tengah perekonomian global yang masih tertekan. Baca juga: BI Prediksi Semester II Ekonomi Lebih Baik
Keyakinan akan membaiknya perekonomian juga bertambah seiring dengan keluarnya paket-paket kebijakan ekonomi pemerintah. Stimulasi dalam bentuk anggaran belanja pembangunan—yang mendapat tambahan dari pemotongan dana subsidi yang dialihkan—menjadi pendorong bagi percepatan proyek-proyek infrastruktur. Hambatan investasi dikurangi dengan memperpendek alur perizinan dan menyediakan berbagai insentif, seperti tax holiday dan tax allowance.
RR. ARIYANI | TRI ARTINING PUTRI | INDRA (PDAT)
Baca juga:
Suap Dokter=40 % Harga Obat: Inilah Modus yang Mengejutkan
Ribut Sampah, Ahok Balik Gertak Yusril: Ngotot, Kami Ladeni!