TEMPO.CO, Kulon Progo - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan harga jual produksi pertanian yang terus membaik akan berdampak pada membaiknya pendapatan yang diperoleh petani.
Amran mencontohkan, jagung di Kulon Progo dengan harga jual mencapai Rp 3.000 per kilogram lebih. Dengan harga itu, pendapatan petani sebenarnya setara atau melebihi penghasilan seorang menteri. Di Kulon Progo, petani jagung dengan satu hektar lahan bisa mendapat keuntungan Rp 20 juta.
“Tapi kami minta harga jangan ditinggikan lagi dengan pertimbangan menjaga keseimbangan,” ujar Amran saat panen jagung bersama petani di Desa Sendangsari Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta Rabu 3 November 2015.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik, pada 2015 terjadi peningkatan nilai tukar petani. “Bantuan alsintan (alat dan mesin pertanian) yang dibagikan pemerintah, nilai tukar petani meningkat,” ujarnya.
Amran mengatakan dengan bantuan alat dan mesin pertanian, biaya produksi yang dikeluarkan petani bisa ditekan. Untuk beras misalnya, berkat alsintan, biaya produksi dapat ditekan 30-40 persen. Jika petani biasanya menggunakan metode tanam rice transplanter secara manual akan menghabiskan biaya Rp 1,5-2 juta per hektare. Dengan adanya alsintan, kini biaya produksi hanya berkisar Rp 700 ribu. “Bisa ditekan hingga 50 persen,” ujarnya.
Faktor lain yang ikut mempengaruhi meningkatnya nilai petani ialah indeks pertanaman. Kemudian, soal ketersediaan benih atau bibit unggul yang mendukung naiknya produktivitas. Selain itu, harga pasar saat ini juga sedang bagus sehingga ikut mendorong membaiknya pendapatan yang diterima petani.
“Kuncinya, petani jangan sampai rugi, itu virus paling mematikan, yang mengancam regenerasi pertanian kita ” ujar Amran. Manakala petani terus merugi, Amran memastikan, tak ada generasi muda meneruskan profesi petani.
PRIBADI WICAKSONO