TEMPO.CO, Jakarta - Legalisasi mariyuana atau ganja di negara bagian Colorado dan Washington DC di Amerika Serikat diperkirakan bakal mengubah lanskap industri rokok. Aturan yang membolehkan menghisap ganja ini akan membuat industri mariyuana akan merebak.
Industri ganja di Colorado--walaupun dibarengi dengan persyaratan ketat-- nilai penjualan rokok jenis ini diperkirakan akan mencapai US$ 1 juta atau sekitar Rp 13 miliar. Selain Colorado dan Washington DC, dua negara bagian lainnya yakni Oregon dan Alaska juga sudah membolehkan ganja. Diperkirakan industri ganja ini akan tembus 40 kali lipat untuk seluruh pasar Amerika Serikat. Saat ini hampir setengah dari 50 negara bagian telah membolehkan penjualan ganja untuk pasien atau orang sakit dengan syarat tertentu.Menurut The Economist, ganja merupakan pasar yang empuk bagi produsen rokok.
Di Colorado, demam ganja telah membuat banyak industri rokok dari yang kecil dan menengah tumbuh. Ada kafe khusus para perokok ganja, ada layanan taksi dan wedding organizer yang menyediakan layanan ambil ganja. Bahkan, untuk non perokok ada kursus memasak dengan ganja atau pijat dengan minyak ganja. Welcome to cannabis country (selamat datang di negeri ganja).
Meskipun industri ganja merebak, namun belum ada industri besar yang tertarik melirik pasar ganja ini. Jaringan toko ritel terbesar di Colorado, seperti LivWell, Strainwise and The Clinic -- yang rata-rata punya lebih dari 10 cabang-- juga belum tertarik masuk ke pasar ganja.
Mengapa itu terjadi? "Mengapa tak terjadi fenomena The Marlboro of Marijuana?" tulis The Economist. Pangkal soalnya adalah ketatnya aturan. Pemerintah Colorado mewajibkan para penjual ganja di wilayahnya harus menanam sendiri ganja tersebut. Minimal, para pedagang itu harus menanam sendiri 70% ganja yang mereka jual. Ide aturan ini adalah agar pemerintah mudah melacak asal muasal ganja.
Persoalan lain adalah finansial. Untuk pendanaan, mereka tak bisa memakai dana bank. Soalnya, bank terikat peraturan Federal yang melarang pendanaan bisnis untuk ganja.
Mike Elliott of Colorado juru bicara dari Marijuana Industry Group mengatakan, "Sepertiga dari industri ganja ini tak mengenal bank."
Dengan segala kendala itu produsen rokok pun masih pikir-pikir untuk menekuni bisnis ganja ini. Sempat ada gosip, produsen rokok terbesar di dunia, Philip Morris, mulai menjual Marlboro jenis ganja atau marijuana. Produk ini dipasarkan dengan merek "Marlboro M" dan tersedia melalui outlet khusus yang berlisensi di Negara Bagian Colorado dan Washington, DC. Namun belum ada konfirmasi resmi dari Philip Morris.
Pada 1969, seorang eksekutif Philip Morris memang menulis surat kepada Departemen Kehakiman meminta dibolehkan melakukan pengujian sampel ganja. Pada 1970 British American Tobacco juga meneliti produk rokok ganja. Tapi, rupanya cita-cita para penggemar ganja Welcome to The Marlboro of Marijuana belum tercapai.
FAIZ NASHRILLAH | NY TIMES | ECONOMIST
Catatan Koreksi: Berita ini diubah pada 30 Oktober 2015, dari sebelumnya yang berjudul "Marlboro Jual Rokok Ganja" menjadi "Ganja di AS, Fenomena The Marlboro of Marijuana Belum Muncul". Koreksi ini dilakukan karena kekeliruan redaksi mengutip sumber berita dan belum adanya konfirmasi resmi dari Philip Morris. Redaksi mohon maaf.
Baca juga:
Akan Dilaporkan ke KPK, Ahok Kasihani DPRD
Ahok Kepada Eggi Sudjana: Lu Kira Gampang Tangkap Saya?