TEMPO.CO, Washington DC - Sejumlah petinggi perusahaan General Electric menemui Presiden Joko Widodo di Washington DC, Amerika Serikat. Didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, para pengusaha itu kepada Jokowi menyampaikan keinginan dan komitmen untuk melanjutkan proyek terkait dengan listrik di Indonesia.
Menteri Sudirman Said setelah one on one meeting antara Presiden Jokowi dengan jajarannya dan sejumlah petinggi Chevron di Blair House Washington DC, Senin, 26 Oktober 2015, mengatakan GE merupakan salah satu perusahaan yang sudah lama beroperasi di Indonesia. "Mereka punya joint venture dengan PLN. Mereka akan terus berinvestasi di Indonesia, terutama proyek membangun listrik 35 ribu megawatt," katanya.
Sudirman mengatakan, ketika bertemu Presiden Jokowi, petinggi GE yang dipimpin Vice Chairman General Electric John Rice menyampaikan keinginan dan komitmen mereka untuk melanjutkan investasi di Tanah Air. "Ada beberapa yang sudah konkret, termasuk membangun mobile generator, pembangkit yang ukurannya 25 ribu megawatt yang bisa ditaruh di beberapa daerah," ujarnya. Sudirman menambahkan, dalam waktu sembilan bulan, mobile generator sudah terpasang 900 MW.
Pada hari yang sama, Presiden Jokowi akan menghadiri pengumuman dan penandatanganan business deals di Lee Anderson Room. Salah satu yang akan diumumkan adalah business deals antara PLN dan General Electric.
Bersamaan dengan itu juga diumumkan business deal antara Pertamina dan Corpus Christie Liquefaction, ekspansi Phillip Morris, investasi Cargill, ekspansi Coca-Cola di Bekasi dan Surabaya, Saka Energy dengan Swift Energy, dan Universitas Udayana dengan SkyChaser Energy.
ANTARA