TEMPO.CO, Jakarta - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk dan PT Indonesia Asaham Aluminium (Persero) sepakat membuat perusahaan patungan untuk membangun Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR). Smelter yang direncanakan dibangun tahun depan di Mempawah, Kalimantan Barat, ini bakal mulai beroperasi pada 2019.
Direktur Utama Antam Tedy Badrujaman menyebutkan, dengan kerja sama ini, diharapkan ketergantungan Inalum akan bahan baku aluminium, yaitu alumina, menjadi berkurang. "Smelter nantinya akan mempunyai kapasitas sebesar 2 juta ton smelter grade alumina (SGA) per tahun," katanya di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jakarta, Kamis, 15 Oktober 2015.
Pembangunan smelter akan dilakukan dalam dua tahap, yang setiap tahapannya sanggup memproduksi 1 juta ton SGA. Ihwal investasi yang disiapkan oleh kedua perusahaan, Tedy tidak bisa menyebutkannya.
Estimasi investasi baru bisa terlihat jika anak perusahaan sudah menggandeng mitra atau perusahaan asing yang saat ini masih dalam proses lelang. Namun, dari sisi komposisi di anak perusahaan, Tedy berkata PT Inalum akan menguasai lebih banyak.
Kerja sama dengan perusahaan asing, menurut Tedy, diperlukan untuk mengubah bahan baku bauksit menjadi alumina. Sejauh ini ada tiga negara yang tengah dijajaki, yaitu Cina, Rusia, dan negara Timur Tengah. "Kami memerlukan teknologinya makanya perlu ada mitra."
Direktur Utama Inalum Winardi Sunoto menjelaskan, setiap tahun perusahaan mengimpor 500 ribu ton alumina dari Australia dan India untuk membuat aluminium. Dengan menggandeng Antam, ketergantungan akan impor jadi berkurang. "Saat ini kapasitas peleburan aluminium kami sebesar 250 ribu ton. Dari situ, kami membutuhkan 500 ribu ton alumina," ucapnya.
Kebutuhan akan alumina akan makin meningkat setiap tahun. Inalum, kata Winardi, menargetkan menambah kapasitas aluminium menjadi 500 ribu ton pada 2020. "Untuk mendapatkan kapasitas sebesar itu, diperlukan pasokan alumina sebesar 1 juta ton."
ADITYA BUDIMAN