TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia menyatakan bahwa pemerintah bersama asosiasi akan membahas upaya pengurangan impor gandum melalui substitusi bahan baku maupun penanaman gandum di dalam negeri.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Franciscus Welirang mengatakan bahwa selama ini bahan baku tepung terigu seluruhnya diperoleh melalui impor yang berasal dari Australia, Kanada, Amerika, Rusia, Ukraina, Kazakhstan, India, Pakistan, Brasil dan Argentina.
“Sebenarnya bisa saja disusbtitusi, misalnya dengan singkong, sebanyak 10%-20%. Ini sebagai komposit. Hanya saja masalahnya, harganya tinggi sekali jika dibanding dengan gandum,” ujarnya.
Selain itu, dia mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk ditanami gandum. Hanya saja terkendala pada ketersediaan lahan untuk menanam. Menurutnya, akan ada pembahasan lanjutan dengan staf presiden mengenai hal tersebut.
“Sebenarnya gandum itu bisa ditanam di Indonesia. Masa panennya satu kali dalam setahun. Hanya saja, masalah lahan. Kan tidak mungkin lahan padi yang diambil. Sementara kita mengutamakan padi,” jelasnya.