TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Agus Muharram mengatakan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Jepang harus saling melengkapi. Maksudnya, produk yang tidak ada di negara yang satu akan diisi produk asal negara lain.
"Dengan saling melengkapi itulah, kerja sama ekonomi Indonesia-Jepang saling menguntungkan. Terlebih lagi, Indonesia yang berpenduduk 240 juta jiwa merupakan pasar potensial,” kata Agus saat bertemu dengan delegasi ekonomi Provinsi Toyama, Jepang, di Jakarta, Selasa, 6 Oktober 2015.
Terkait dengan pertemuan ini, Agus berharap tahun depan ada kerja sama nyata dalam pengembangan sumber daya manusia Indonesia dengan cara memberikan pendidikan dan pelatihan di Jepang. "Misalnya, SDM Indonesia dilatih di Jepang untuk bidang packaging produk UMK atau Jepang mendatangkan trainer ke Indonesia," ucap Agus.
Gubernur Toyama Ryuichi Ishii menuturkan tujuannya ke Indonesia adalah meningkatkan kerja sama ekonomi Jepang-Indonesia yang selama ini sudah berjalan. "Sudah banyak perusahaan asal Toyama yang berinvestasi di Indonesia, seperti YKK Corp, yang sudah ada di 70 negara, Nachi-Fujikoshi, dan Tanaka Selmitsu Kogyo," ujarnya.
Ishii mengatakan, selain merupakan sentra manufaktur dan pariwisata, Toyama dikenal sebagai pusat industri farmasi dengan omzet mencapai 608,9 miliar yen. "Kami menyiapkan program magang dan beasiswa di Toyama yang kemudian akan disalurkan ke perusahaan-perusahaan di Toyama atau perusahaan patungan yang ada di Indonesia," ucapnya.
Dia mengungkapkan perlunya kerja sama bisnis di daerah-daerah di Indonesia, termasuk mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah. "Tidak hanya pada sektor UKM, tapi kami juga ingin ada pertukaran budaya antara Indonesia dan Jepang," tuturnya.
ABDUL AZIS