TEMPO.CO, Jakarta - Pelayaran domestik dan internasional dari dan ke Batam, Provinsi Kepulauan Riau, pada Selasa siang, 29 September 2015, lumpuh akibat jarak pandang hanya di bawah 500 meter.
"Ini perintah kepala kantor. Semua tidak boleh berlayar karena jarak pandang sangat buruk," kata Syahbandar Pelabuhan Umum Telaga Punggur Erwin Sjafrizal di Batam, Selasa, 29 September 2015.
Ia mengatakan Kepala Kantor Pelabuhan Batam Gajah Roseno sudah mengunjungi semua pelabuhan di Batam. Kepala kantor mengintruksikan semua pelayaran ditunda sampai asap menipis.
"Perintahnya menunggu jarak pandang membaik. Termasuk yang pelayaran ke Singapura dan Malaysia juga ditunda sampai jarak pandang membaik," kata dia.
Saat ini, kata dia, jarak pandang di perairan Batam hanya berkisar 200 meter. Hal itu jauh dari batas normal yang dianggap aman, yakni minimal 1,5 mil laut.
"Di perairan Tanjungpinang masih bisa. Sejumlah kapal yang telanjur berlayar dari Tanjungpinang masih masuk. Namun dari Batam sudah tidak bisa lagi," kata Erwin.
Kondisi Pelabuhan Punggur masih relatif sepi hari ini. Sejumlah kapal tujuan Tanjungpinang tampak tertambat di dermaga.
Untuk pelayaran kapal roll on-roll off atau roro dari Punggur, kata dia, pada Selasa pagi tadi masih bisa dioperasikan. Namun menjelang siang terpaksa dihentikan setelah kabut asap kian pekat.
"Semua lumpuh. Tidak ada yang berlayar lagi. Kapal-kapal juga menumpuk di pelabuhan, baik di Telaga Punggur, Sekupang, Harbour Bay, dan Batam Centre," kata dia.
Asap pekat mulai menyelimuti Batam pada Senin sore, 28 September 2015. Kondisinya sempat membaik, tapi sepanjang Selasa pagi hingga siang kembali memburuk.
Pada Selasa pagi, Bandara Internasional Hang Nadim Batam juga sempat lumpuh hingga beberapa jam. Penerbangan tujuan Batam dialihkan ke Medan, Sumatera Utara.
ANTARA