Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nilai Ekonomis Tinggi, Nelayan Lampung Pilih Udang Jerbung

image-gnews
TEMPO/Prima Mulia
TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak nelayan tradisional di Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur memilih menangkap udang jerbung yang bernilai ekonomis cukup tinggi.

Rusyanto, nelayan di Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai, Minggu (27 September 2015), menyatakan, nelayan tradisional di desa itu saat ini memilih menangkap udang jerbung yang dihargai tinggi oleh para tengkulak.

Menurut dia, sekali melaut nelayan di desanya bisa mendapatkan 5-10 kilogram udang jerbung.

Udang jerbung yang didapatkan itu dibeli oleh para tengkulak setempat. Para tengkulak itu menghargai udang jerbung yang didapatkan para nelayan Rp100 ribu hingga Rp150 ribu perkilogram, tergantung dengan ukurannya.

Menurut dia, semakin kecil size-nya berarti ukuran udang tersebut semakin besar dan harganya akan semakin mahal.

"Udang jerbung AK dengan size 20 atau ukuran besar dihargai Rp150 ribu, sedangkan size 30 dihargai Rp100 ribu," kata Rusyanto lagi.

Aris, tengkulak setempat menyebutkan dalam sehari bisa mengumpulkan hingga 150 kilogram udang jerbung yang dibeli dari beberapa nelayan setempat yang dibinanya selama ini.

Dia menyatakan, udang jerbung setiap tahunnya selalu banyak didapat nelayan setempat saat musim timur yang jatuh di bulan Juni hingga November, sedangakan di bulan Desember hingga Mei tahun berikutnya nelayan tradisional setempat menangkap kepiting rajungan dan ikan laut lainya.

"Itu rutin setiap tahunnya tangkapan nelayan di daerah sini," katanya pula.

Selain menangkap udang jerbung, nelayan juga menangkap udang peci dan krosok.

Aris menyebutkan di daerahnya saat ini jenis udang peci dihargai Rp60 ribu per kg, sedangkan udang krosok Rp35 ribu per kg, dan udang krosok kecil atau udang sayur dihargai Rp26 ribu per kg.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Udang jerbung namanya memang tidak terlalu familiar terdengar, dan merupakan salah satu spesies dari famili Penaeidae.

Udang jerbung (Penaeus merguiensis) merupakan kekayaan alam hayati yang tersebar luas hampir di seluruh Indonesia.

Udang jerbung atau udang putih bahkan sangat terkenal di mancanegara dengan nama lokal masing-masing, seperti di Australia (Banana Prawn/White Prawn), Jepang (Tenjikuebi/Banana Ebi), Malaysia (Udang kaki merah/Udang pasir), Pakistan (Jaira), Filipina (Hipon buti), dan Thailand (Kung chaebauy).

Habitat yang disukai udang adalah dasar laut (10-45 m) yang lumer, biasanya terdiri dari campuran lumpur dan pasir. Daerah paparan yang banyak menerima aliran sungai adalah daerah yang disenangi udang.

Udang menyenangi daerah yang terjadi pencampuran air sungai dengan air laut (estuaria), karena di daerah ini banyak terdapat makanan serta zat-zat hara yang dibutuhkan udang.

Karena itu, daerah di sekitar muara sungai merupakan kawasan yang baik bagi udang. Besar kecilnya, banyak sedikitnya sungai yang bermuara ke suatu daerah akan menentukan luas atau sempitnya daerah udang di suatu perairan.

Udang jerbung aktif mencari makan pada siang hari, tidak meliang dan hidup di dasar perairan yang keruh (Penn, 1984), sehingga penangkapan udang jerbung lebih baik dilakukan siang hari. Karena itu, nelayan melakukan penangkapan udang jerbung di siang hari.

Berdasarkan data dari FAO, Indonesia merupakan negara penghasil udang jerbung terbesar di dunia. Jumlah produksinya dapat mencapai sekitar 65 ribu ton, sebanding dengan ketersediaan sumberdaya udang jerbung di perairan Indonesia.

Selain itu, banyak jenis alat tangkap di Indonesia yang menjadikan udang jerbung sebagai hasil tangkapan utama, yaitu jatilap (trammel net), jaring dogol, bubu (perangkap), dan jaring lainnya yang dioperasikan menyapu dasar perairan.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Startup FisTx Tingkatkan Produktivitas Tambak Udang dengan Konsep Akuarium

6 Februari 2022

FisTx, startup teknologi tambak udang dan ikan, memperkenalkan teknologi Recirculating Aquaculture System (RAS) yang dikembangkan dan siap digunakan para petambak budi daya udang. (FisTx)
Startup FisTx Tingkatkan Produktivitas Tambak Udang dengan Konsep Akuarium

Ada empat tantangan dalam budi daya tambak udang, yakni manajemen tambak, operasional, konstruksi tambak, dan alam.


Edhy Prabowo Bakal Kurangi Tambak Udang, Perbanyak Produksi

23 Juni 2020

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (tengah) didampingi Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji (kanan) dan Plt Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Nilanto Perbowo (kiri) memaparkan kronologis penangkapan kapal pencuri ikan berbendera Vietnam saat jumpa pers di Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pontianak di Sungai Rengas, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis , 9 Januari 2020. ANTARA
Edhy Prabowo Bakal Kurangi Tambak Udang, Perbanyak Produksi

Menteri KKP Edhy Prabowo akan mengurangi tambak udang.


Edhy Prabowo Minta Pengusaha Bina Petambak Tradisional

9 November 2019

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo tiba di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta Pusat. Ia secara mendadak dipanggil oleh Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada Selasa sore, 29 Oktober 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Edhy Prabowo Minta Pengusaha Bina Petambak Tradisional

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menggelar audiensi Shrimp Club Indonesia, Petambak Muda dan Pengusaha Pengolah Hasil Perikanan Indonesia


Tangan Jokowi Kepatil Saat Hadiri Panen Udang di Muara Gembong

30 Januari 2019

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghadiri Panen Raya Tambak Udang di Tambak Perhutanan Sosial, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, 30 Januari 2019. TEMPO/Ahmad Faiz
Tangan Jokowi Kepatil Saat Hadiri Panen Udang di Muara Gembong

Presiden Jokowi menghadiri Panen Raya Tambak Udang di Tambak Perhutanan Sosial, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.


Koyo Sebabkan Ikan Mabuk di Danau Ranu Kaki Gunung Lemongan

11 Juli 2017

Danau Ranu Klakah. TEMPO/DAVID PRIYASIDHARTA
Koyo Sebabkan Ikan Mabuk di Danau Ranu Kaki Gunung Lemongan

Fenomena ribuan ikan mati ini begitu menghantui para pemilik keramba ikan di danau tersebut.


Panen Tambak di Mesuji, Pertamina Pasok 5000 Elpiji Melon Perhari

22 April 2017

Ilustrasi tabung gas elpiji ukuran 12 dan 3 Kg. TEMPO/Hariandi Hafid
Panen Tambak di Mesuji, Pertamina Pasok 5000 Elpiji Melon Perhari

Naiknya konsumsi tabung gas LPG 3 kilogram di Mesuji, menurut Pertamina, salah satunya saat ini sedang berlangsung musim panen tambak didaerah itu.


Manfaatkan Pinggiran Sungai, Yogyakarta Genjot Produksi Ikan

13 April 2017

Pedagang menunggu pembeli di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) pantai Depok, Bantul, DI Yogyakarta, 12 Juni 2016. Sejumlah pedagang menyatakan harga ikan laut naik karena dipicu kurangnya pasokan ikan dari nelayan yang belum melaut karena gelombang tinggi. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Manfaatkan Pinggiran Sungai, Yogyakarta Genjot Produksi Ikan

Saat ini, setiap hari masih ada kekurangan kebutuhan mencapai
1,5 ton ikan segar untuk masyarakat.


Permintaan Ikan Tinggi Bikin Peternak Daerah Ini Kerepotan

16 Februari 2017

Ilustrasi ikan-ikanan. Pixabay.com
Permintaan Ikan Tinggi Bikin Peternak Daerah Ini Kerepotan

Pemerintah Kota Pontianak kewalahan dalam memenuhi permintaan konsumsi ikan lele, nila dan emas di pasar ritel.


Indonesia Berpeluang Kembangkan Industri Akuakultur

29 Agustus 2016

Petambak udang. TEMPO/Kink Kusuma Rein
Indonesia Berpeluang Kembangkan Industri Akuakultur

Akuakultur merupakan sektor produksi pangan yang tumbuh paling cepat secara global.


Banjir Air Laut Mengganas, Petani Tambak Merugi  

28 Juni 2016

Banjir rob di Desa Buluhrejo, Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang, Rabu, 8 Juni 2016. Foto/David Priyasidharta
Banjir Air Laut Mengganas, Petani Tambak Merugi  

Banjir rob bahkan membuat tambak-tambak warga hilang. Tambak yang semula ditanggul warga jebol sehingga seperti menyatu dengan laut.